Esok, Pukul 17.00 WIB, Film “Tida Lupa” Tayang di Taman Ismail Marzuki, Jakarta

Baca Juga

Melalui filmnya, Asri ingin mengingatkan agar orang-orang Manggarai tidak hanya memilih diam, saat peristiwa pembantaian 1965 itu hangat dibicarakan di tingkat nasional bahkan internasional.

“Padahal peristiwa itu sebenarnya sangat dekat dengan kita, ada dalam memori kolektif kita sebagai orang Manggarai,” kata sutradara kelahiran Manggarai ini.

Asrida menjelaskan, selama ini banyak yang menganggap biasa-biasa saja keberadaan stigma-stigma bahwa mereka yang dahulu dianggap sebagai simpatisan PKI adalah para penjahat, yang harus disingkirkan.

“Itu turun-temurun diwariskan ke setiap generasi tanpa kita bertanya, apa sebenarnya yang terjadi?”

Padahal, kata dia, ada banyak hal yang mesti dilihat kembali, didiskusikan bersama-sama untuk kemudian mengoreksi cara pandang kita terhadap sejarah.

“Dari pengakuan korban misalnya, ada yang sama sekali tidak tahu dengan PKI dan ideologinya, tetapi mereka disiksa. Ada banyak pengakuan yang menunjukkan ketidakterlibatan mereka dalam aktivitas-aktivitas PKI, tetapi kemudian mereka dituding terilibat,” ungkapnya.

Menurut Asrida, dalam film ini, para korban untuk pertama kalinya bercerita, menarasikan pengalaman mereka, setelah 50 tahun peristiwa itu terjadi.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini