Cara Nera Academia Rayakan Valentine

Baca Juga

Mbah Ji tidak ketinggalan juga membawakan sebuah puisi. Puisi berrima tersebut diperagakannya dengan bantuan tripod kamera pengganti sebuah bambu runcing. Letupan semangat pria renta itu masih jelas terasa ketika pekikan “merdeka” menggema menutup bait. Memang, kekecewaan pada perlakuan pemerintah terhadap veteran perang, tergurat jelas dalam sharing terakhirnya. Namun itu tidak ia jadikan alasan untuk berhenti berjuang. Baginya berjuang itu berkorban.

Pengorbanan yang ia maksudkan dilakukan secara sederhana. Setiap pukul 06.00-08.00 pagi Mbah Ji melakukan aktivitas rutin yang sangat unik. Ia merelakan waktunya untuk membantu anak-anak SD menyeberangi jalan Kenjeran yang sangat ramai. Baginya, anak-anak tersebut sudah ia anggap sebagai cucu sendiri. “Dan, kewajiban kita yang tua adalah memperkenalkan kepada mereka sejarah bangsa ini”, pesannya di akhir sesi.

Menjelang penutupan, Andre Yuris, ketua Nera Academica menyerahkan kenang-kenangan berupa sebingkai foto perjuangan kepada Mbah Ji. Aloysius Angang, anggota Nera Academica sekaligus mantan ketua PMKRI Surabaya menegaskan pula akan arti dari acara seperti ini. Ia menjelaskan pula tujuan keberadaan Nera Academica lengkap dengan rancangan program yang akan dilakukan di tahun 2016.

Bagi peserta, khusus dari golongan mahasiswa, acara yang telah diinisiasi oleh Nera Academica menawarkan terobosan bagi aktivitas senggang anti mainstream bagi kaum muda. Setidaknya dengan memaknai Valentine’s Day sebagai momen untuk mengenang sejarah dan merancang masa depan untuk bangsa Indonesia di kemudian hari. (Laporan Fandis Nggarang/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini