Floresa.co – Meski letaknya persis di depan Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang [PUPR], sebuah jalan di Kabupaten Manggarai Barat tak diperhatikan pemerintah.
Vinsensius Gon, warga Kaper, Desa Golo Bilas, Kecamatan Komodo mengunggah kondisi jalan di desanya itu di grup Facebook “Demokrasi Mabar” pada 4 April. Mabar merupakan akronim dari Manggarai Barat.
Tampak dalam foto jalan itu berlumpur karena masih berstruktur tanah.
“Warna gang-gang yang ada di dalam kota ‘super prioritas’ ini miris sekali, cocoknya langsung ditanami padi. Gang-gang kompleks depan kantor PU Mabar lagi,” tulisnya pada takarir pelengkap foto.
Merujuk peta Google, Desa Golo Bilas dan Labuan Bajo, ibu kota Manggarai Barat berjarak 13,4 kilometer dan dapat ditempuh dalam waktu 28 menit menggunakan mobil.
Berbicara dengan Floresa pada 4 April, Vinsensius berkata kondisi jalan yang penuh lumpur saat musim hujan membuat warga yang melintasinya rawan kecelakaan.
“Banyak yang jatuh dari motor di sini, terutama ibu-ibu,” ungkapnya.
Warga, “sudah banyak mengeluarkan uang pribadi” untuk secara swadaya memperbaiki ruas jalan itu.
Beberapa tahun silam, “kami sempat menyiram cadas menggunakan uang pribadi.”
“Kami berencana, kalau ke depannya pemerintah masih enggan untuk memperbaiki jalan ini, kami kumpul uang lagi. Kami akan rabat lagi jalan ini supaya tidak terlalu licin. Supaya tahu memang kalau kami bukan lagi bagian dari Manggarai Barat,” katanya.
Vinsensius berkata kondisi jalan di kampungnya begitu “ironis dan kontras” dengan tempat-tempat lain di Labuan Bajo, yang pembangunannya begitu masif. Sementara “di sini, pemerintah enggan membangun jalan, meski hanya sekadar telford.”
Ia mengatakan sejak 2010, jalan tersebut direncanakan ditingkatkan menjadi telford dan sudah disampaikan kepada Kepala Desa Golo Bilas periode 2016-2022, Paulus Nurung.
Paulus, kata Vinsensius, pernah datang ke lokasi dan mengatakan “jalan ini masih ditangani Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan [PNPM-MPd].”
“Waktu itu kami bertanya, di mana posisinya PNPM Mandiri itu sekarang? Bagaimana keberlanjutan jalan ini?” ungkapnya.
Ia berkata “kalau jawabannya begitu terus [diurus PNPM], nanti jalan ini tidak ada solusinya sama sekali.”
Saat ini Desa Golo Bilas dipimpin Pejabat Sementara, Bhian Galgani. Ia menggantikan Ahmad Radit, kepala desa terpilih pada pemilihan kepala desa tahun 2022, namun kemudian tertangkap tangan Unit Tindak Pidana Korupsi [Tipikor] Polres Manggarai Barat pada 4 Juli 2023 karena melakukan pungutan liar.
Bhian Galgani yang berbicara kepada Floresa pada 4 April mengatakan jalan tersebut merupakan jalan kabupaten, yang anggaran pemeliharaannya bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah.
Pemerintah desa, kata dia, tidak bisa mengintervensi pembangunannya karena dana desa tidak bisa digunakan untuk membangun jalan kabupaten.
Bhian berkata, sejak 2017 setiap kali musyawarah perencanaan pembangunan di tingkat kecamatan, “kami selalu mengusulkan pembangunan jalan, tetapi sampai hari ini belum ada realisasi.”
Pada 16 Februari, kata dia, ia mengirimkan surat kepada Edistasius Endi, Bupati Manggarai Barat berisi permohonan bantuan peningkatan dua ruas jalan di Dusun Kaper RT/RW 012/006.
“Permohonan ini diajukan agar lokasi tersebut bisa diakses oleh masyarakat setempat, baik dengan berjalan kaki maupun dengan berkendara [sepeda motor, dan kendaraan roda empat] untuk dapat meningkatkan pertumbuhan sosial, ekonomi dan budaya yang lebih baik,” tulis Bhian dalam surat itu.
Bhian mengatakan merespons surat itu, sekitar dua pekan Endi langsung berkunjung ke Desa Golo Bilas, membawa serta pegawai Dinas PUPR untuk melakukan survei dan mengukur jalan.
“Hasil pertemuan itu, kemungkinan jalan ini akan diperbaiki tahun 2024. Hanya tidak tahu kapan eksekusinya,” katanya.
Mersepons kunjungan Endi, Vinsensius berkata selama ini “orang-orang yang punya kepentingan politik kerap berjanji memperbaiki jalan ini.”
“Kami juga berharap supaya jalan ini tidak hanya dijadikan jualan politik. Apalagi tahun ini akan ada pemilihan kepala daerah,” katanya.
Floresa meminta tanggapan Yosep Suhandi, Kepala Dinas PUPR Manggarai Barat, melalui WhatsApp pada 6 April. Pesan itu bercentang dua, tanda telah sampai ke Yosep, namun ia tak meresponsnya.
Dua hari kemudian, Floresa kembali menghubungi Yosep melalui WhatsApp. Hingga artikel ini dipublikasikan, pesan itu masih bercentang satu.
Editor: Petrus Dabu