Pengakuan Baru Perempuan dalam Video Pesta Miras di Kantor Polres Sikka: Polisi Arahkan Buat Klarifikasi yang Berbeda dengan Fakta

Salah satu dari empat perempuan membantah klarifikasi sebelumnya yang konsepnya dibuat polisi bahwa mereka yang membawa miras dan polisi tidak ikut minum

Floresa.co – Perempuan yang baru-baru ini viral usai terekam mengkonsumsi minuman keras atau miras di kantor Polres Sikka, Nusa Tenggara Timur memberi pernyataan berbeda dari klarifikasi yang sebelumnya mereka sampaikan.

Dalam klarifikasi itu, di mana mereka menyangkal keterlibatan polisi kendati dalam video seorang polisi terekam berada di ruangan yang sama, kata salah satu dari keempat perempuan itu, bertentangan dengan fakta sebenarnya.

Ia mengaku mereka terpaksa membaca klarifikasi itu yang isinya dibuat polisi karena ditekan akan diproses hukum jika menolaknya.

Pernyataan itu berbeda dengan klaim Kapolres Sikka, AKBP Hardi Dinata yang sebelumnya menyatakan personelnya tidak ikut minum dan bahwa miras itu dibawa para perempuan ke kantor Polres.

Bagaimana Alur Kasus Ini?

Tiga perempuan di Sikka terekam dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial pada 20 Mei, di mana mereka sedang konsumsi miras dan merokok.

Floresa mendapat dua video, masing-masing berdurasi 19 detik dan 32 detik, yang dibubuhi keterangan “Polres Sikka kita buat seperti kita punya kost.” 

Dalam video itu, sambil menikmati musik, mereka menenggak moke sambi merokok di sebuah ruangan, yang kemudian terkonfirmasi ruangan itu ada di kantor Polres Sikka.

Pada video itu tampak juga seorang anggota polisi ikut bergabung dengan mereka. 

Merespons video itu, Kapolres Sikka, AKP Hardi Dinata menyatakan pada 22 Mei bahwa tidak benar bahwa para perempuan itu minum bersama polisi, seperti yang sudah ramai diberitakan media.

“Mereka mengkonsumsi miras di Polres tetapi tanpa sepengetahuan anggota, karena anggota sedang berada di ruangan sebelah,” kata Hardi.

Ia menambahkan, kehadiran empat perempuan itu ke ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu [SKPT] untuk meminta tolong menyelesaikan perkelahian antara mereka. 

“Empat orang ini duduk di belakang [ruang SPKT] untuk menunggu mediasi yang terjadi di ruangan lain,” katanya.

Hadi berkata, sementara menunggu terjadinya mediasi, “mereka buka moke sendiri tanpa sepengetahuan anggota.”

“Pada saat kita lagi fokus [mediasi] di ruangan sebelah, ternyata dia minum tanpa sepengetahuan kita.”

Jadi, katanya, “video yang beredar bahwa mereka minum-minum sama anggota” polisi adalah “tidak benar.”

Ia juga berkata, “anggota yang sedang jaga saat itu sedang saya proses karena mereka lalai menjaga di ruangan tersebut.”

Sehari setelah Hardi memberi pernyataan, keempat perempuan itu memberikan klarifikasi.

Dalam video klarifikasi itu, di mana mereka duduk berderatan, salah satu di antaranya tampak membaca sebuah pernyataan yang sudah disiapkan, yang isinya selaras dengan penjelasan Hardi.

Dalam pernyataan itu, mereka berkata bahwa merekalah yang membawa miras ke Polres, tanpa sepengetahuan polisi.

Mereka menjelaskan kejadian itu berlangsung pada Minggu 19 Mei, sekitar pukul 13.00 Wita.

Saat itu, kata mereka, ketiganya berada di SKPT untuk mendampingi rekan mereka, Lili Salwa yang dilaporkan terkait kasus pemukulan. Permasalahan ini kemudian dimediasi oleh seorang anggota polisi yang sedang bertugas di ruang SPKT.

Selama menunggu proses mediasi, ketiganya mengkonsumsi moke yang mereka bawa di belakang ruang SPKT, tanpa sepengetahuan polisi, kata mereka dalam klarifikasi itu.

Klarifikasi itu diakhiri dengan permintaan maaf: “Saya bersama teman saya meminta maaf  sebesar-besarnya kepada Polri khususnya Polres Sikka atas video tersebut.”

“Demikian klarifikasi ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.”

Kesaksian Terbaru: “Klarifikasi itu Tidak Benar Semua”

Usai beredarnya video klarifikasi itu, salah satu dari keempatnya menyatakan dalam sebuah pengakuan terbaru bahwa konsep dalam klarifikasi pada 23 Mei itu dibuat dan diarahkan polisi.

“Klarifikasi [dalam video itu] tidak benar semua,” kata salah satu dari keempatnya dalam sebuah rekaman suara yang diperoleh Floresa pada 29 Mei.

Ia berkata, salah seorang dari mereka sempat menolak untuk memberikan klarifikasi pada 23 Mei, karena isinya tidak sesuai dengan kejadian sebenarnya. 

Namun, katanya, seorang polisi berkata “kami akan proses [hukum kamu] jika tidak memberikan klarifikasi dan tanda tangan.”

Ia berkata dalam rekaman suara itu bahwa mereka tidak membawa minuman keras ke Polres, namun polisilah yang menahan mereka untuk duduk dan minum bersama. 

Ia mengafirmasi bahwa kedatangan mereka untuk mengurus Lili Salwa yang dilaporkan terlibat kasus pemukulan. 

Dalam penyelesaian masalah itu, katanya, “teman saya [Lili] diminta wajib lapor selama enam bulan, tiap jam 11 malam, bawa moke dua botol dan ikan bakar satu.”

Ia menjelaskan, ketika urusan selesai, “kami mau pulang, [tetapi] polisi itu tahan kami untuk minum.”

Awalnya, kata dia, mereka tidak ingin minum, tetapi polisi berinisial B mengatakan “kalau kamu tidak mau [minum], besok lusa kamu ada masalah, kami tidak akan bantu kamu.”

Salah satu polisi pun meminta Lili membelikan sebotol moke.

Ia berkata, Lili sempat memberitahu polisi: “Kami beli saja untuk Pak, lalu kami pulang karena kami belum tidur dari semalam.”

Namun, katanya,  polisi itu tidak mau dan terus meminta agar keempatnya jangan dulu pulang.

Ia pun mengakui saat itu mereka minum bersama dua orang polisi, tetapi salah satunya tidak terekam dalam video yang kemudian beredar luas.

Floresa menghubungi Kapolres Sikka, AKP Hardi Dinata dan Kepala Seksi Humas, AKP Susanto pada 30 Mei, meminta tanggapan terkait pengakuan berbeda perempuan tersebut dengan penjelasan versi mereka.

Namun, hingga berita ini diturunkan, keduanya belum menanggapi pesan yang dikirim via WhatsApp, meskipun sudah bercentang biru, tanda sudah dibaca.

Editor: Ryan Dagur

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

TERKINI

BANYAK DIBACA

BACA JUGA