ReportasePeristiwaWilmar Batal Bangun Pabrik Gula di Manggarai Timur

Wilmar Batal Bangun Pabrik Gula di Manggarai Timur

Wilmar

Floresa.co – Wilmar International Limited, perusahaan agrobinsis yang berkantor pusat di Singapura menyatakan batal membangun pabrik gula berbasis tebu di Manggarai Timur.

Komisaris perusahan tersebut mengatakan, iklim dan lokasi yang disiapkan di Manggarai Timur tidak cocok.

“Tiga tahun lalu, kita sudah survei ke kabupaten tersebut (Manggarai Timur). Lahan yang dimaksud tidak tersedia dalam satu hampran dan iklim kurang cocok,” ujar MP Tumanggor, Komisaris Wilmar Indoneisa melalui pesan pendek yang diterima Floresa.co, Sabtu, (22/11/2014).

Sebelumnya, Bupati Manggarai Timur, Yosep Tote mengungkapkan, ia siap menyediakan lahan 10.000 hektar yang dibutuhkan Wilmar untuk membangun pabrik gula berbasis tebu.

Tumanggor mengungkapkan, Wilmar lebih terpikat dengan Sumba Barat Daya. Namun sayangnya, meski sudah tiga tahun mencoba melakukan penjajakan ke pemerintah setempat, mereka belum mendapatkan lahan seluas 10.000 hektar yang dibutuhkan.

“Selama tiga tahun kami hanya mendapatkan 400 hektar di Sumba Barat Daya,” ujarnya.

Padahal, lanjutnya, Wilmar sudah menghabiskan dana sekitar 6 juta dollar Amerika Serikat.

Ia menjelaskan, Wilmar akan melanjutkan investasi jika pemerintah daerah bisa menyedikan lahan 10.000 hektare.

Tumanggor menambahkan, memang Wilmar bisa saja tetap mendirikan pabrik gula di NTT meski lahan sebesar 10.000 hektare belum tersedia.

Hanya saja, ungkapnya, ada sejumlah syarat yang mereka ajukan ke pemerintah pusat.

“Kita siap mendirikan pabrik asal pemerintah bisa memberikan impor raw sugar selama lima tahun,”ujarnya.

Raw sugar atau gula mentah adalah gula kristal yang dibuat tanpa melalui proses pemutihan dengan belerang. Warnanya agak kecoklatan karena masih mengandung molase.

Selain itu, syarat lain, Wilmar mengajukan keringan pajak dalam bentuk fasilitas tax holiday atau tidak membayar pajak untuk jangka waktu tertentu.

“Karena investasi pabrik cukup mahal, 200 juta dollar Amerika Serikat,” ujarnya. (PTD/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA