Floresa.co – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Manggarai Timur, Basilius Teto menyatakan untuk kembali mengakomodir guru-guru penerima Bantuan Operasional Sekolah-Daerah (Bosda) tahun 2018 yang sebelumnya sudah dipecat mantan Kadis PK, Frederika Soch.
Pada Februari lalu, Fredrika mencoret nama ribuan guru penerima Bosda di kabupaten itu, dengan dalih kekurangan anggaran.
Frederika hanya mengakomodir 928 guru sebagai penerima Bosda untuk tahun ini.
Dari jumlah itu, berdasarkan penelusuran Floresa.co, ada nama baru yang masuk dalam daftar mantan Kadis PK yang kini menjadi staf ahli bupati Agas itu.
Hal itu sempat menjadi polemik. Banyak pihak mengkritik keputusan Frederika itu.
Menurut Kadis Teto, kemarin, Rabu, 6 Maret, pihak dinas PK , Bupati dan DPRD Matim mengadakan rapat membahas nasib para guru itu. Mereka menyepakati untuk memberi SK Bosda bagi para guru itu hingga Mei 2019.
“Kemarin kita sudah sepakat dengan DPRD untuk membayar semua insentif guru Bosda itu sampai Mei,” katanya kepada Floresa.co, Kamis, 7 Maret 2019.
Menurutnya, dari 2637 guru penerima Bosda tahun sebelumnya itu, ada 630-an orang yang mengabdi di sekolah-sekolah swasta.
“Jadi, yang kita terbitkan SK Januari-Mei itu hanya untuk guru-guru Bosda yang mengabdi di sekolah-sekolah Negeri,” katanya.
Sedangkan, untuk guru-guru penerima Bosda tahun lalu yang mengabdi di sekolah swasta, lanjutnya, tergantung usulan atau proposal dari yayasan sekolah swasta tempat para guru itu mengabdi.
“Karena berdasarkan aturan, guru non PNS di sekolah swasta tidak boleh lagi terima Bosda. Sehingga, kita pakai hiba. Dan hiba itu besarnya sama dengan dana Bosda, Rp 750 ribu per penerima,” jelasnya.
“Makanya, kita minta agar yayasan sekolah-sekolah swasta untuk segera mengajukan proposal,” imbuhnya.
Seleksi Terbuka
Menurut Kadis Teto, pada Mei Tahun ini, pihaknya akan melakukan seleksi terbuka untuk guru penerima Bosda.
Sebab, kata dia, jumlah guru Bosda tahun lalu melampaui kebutuhan.
“Hasil analisis, di Matim itu kita butuh 1225 guru PAUD, SD dan SMP,” ujarnya.
Sehingga, lanjutnya, guru-guru penerima Bosda yang ada saat ini harus diseleksi, sesuai kebutuhan yang ada.
Rosis Adir/Floresa