Floresa.co – Baru tiga pekan setelah pengerjaannya selesai, proyek peningkatan struktur jalan segmen Golo Gereng-Beamese di Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur mulai rusak.
Pantauan Floresa pada 21 November, proyek jalan berbahan campuran aspal [hotmix] itu retak di sejumlah titik. Retak-retak juga terlihat di deker hingga tembok pengaman jalan.
Yohanes Antus, salah seorang pengguna jalan mengaku “heran dengan kerusakan” pada ruas jalan tersebut.
Apalagi, katanya, “jalan itu baru tiga pekan lalu selesai dikerjakan.”
Yoakhim Jehati, anggota DPRD Manggarai turut menyayangkan kerusakan tersebut. “Pengerjaan hotmix diharapkan bertahan lama, namun kondisi lapangan berbanding terbalik,” katanya.
Ia meminta Pejabat Pembuat Komitmen [PPK] untuk tidak melakukan serah terima pekerjaan atau provisional hand-over.
Sebaliknya, “kontraktor pelaksana proyek wajib lebih dulu melakukan perbaikan” di ruas jalan yang rusak.
“Kami minta keseriusan panitia dan tanggung jawab kontraktor untuk segera memperbaiki titik yang rusak,” katanya.
Yohanes Bosco, PPK proyek itu mengakui kerusakan tersebut terjadi “akibat pergeseran struktur tanah.”
Pergeseran semacam itu, katanya “menyebabkan keretakan tampak memanjang.”
Bosco menjelaskan “idealnya ada pengujian kelayakan tanah dalam perencanaan.”
Pengujian tak dilakukan lantaran “proyek berlangsung di lokasi eksisting lapen.”
Ia mengklaim telah mendiskusikan kerusakan tersebut kepada kontraktor pelaksana proyek agar segera diperbaiki.
Proyek tersebut dikerjakan CV Cahaya Golo Marang. Pagu anggarannya sebesar Rp7 miliar, yang bersumber dari pinjaman daerah Kabupaten Manggarai untuk tahun anggaran 2023.