Vatikan Rilis Logo Kunjungan Paus Fransiskus Bergambar Garuda, Umat Katolik di Flores Kian Antusias

Iman, persaudaraan dan bela rasa, jadi tiga kata kunci kunjungan paus pada September

Floresa.co – Sementara rencana kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia kian dekat dan Vatikan telah merilis logo resmi kunjungan itu, umat Katolik di Flores menyatakan antusiasme dan berhadap momen penting bisa memperteguh iman umat dan kohesi sosial di tengah masyakarat.

Vatikan merilis logo kunjungan paus ke Indonesia pada 8 Mei, di mana terdapat gambar paus yang sedang memberi berkat, dengan gambar garuda berwarna emas dan bermotif batik di belakangnya.

Di tengah gambar garuda, yang disebut sebagai ‘a sacred eagle’ tersebut, tampak juga motif bergambar peta kepulauan Indonesia.

Pada logo  tertulis juga tiga kata kunci yang menjadi motto kunjungan paus, yakni “Faith-Fraternity-Compassion” atau “Iman-Persaudaraan-Bela Rasa”.

Situs resmi Vatikan, Vaticannews.va  menyatakan gambar peta kepulauan Indonesia pada logo tersebut menunjukkan “keberagaman etnis, kelompok sosial, bahasa, budaya, serta agama dan kepercayaan.”

Selain logo kunjungan ke Indonesia, Vatikan juga mengumumkan logo kunjungan ke tiga negara lainnya yang juga akan dikunjungi pada September, yakni Papua Nugini, Timor-Leste dan Singapura.

Agenda kunjungan ini yang hanya beberapa bulan lagi membuat umat di pulau mayoritas Katolik Flores antusias.

Hermina Deda, umat Paroki St. Arnoldus Jansen dan St. Yosef Freinademetz Wae Lengga, Keuskupan Ruteng berharap “kedatangan paus ke Indonesia dapat memberikan perubahan terhadap toleransi hidup beragama.”

“Ini adalah momen bersejarah, semoga menjadi permenungan bagi umat Katolik dan umat beragama lain untuk saling menghargai satu sama lain, sehingga tercipta kedamaian dalam keberagaman,” katanya kepada Floresa.

Ans Gara, calon imam Keuskupan Ruteng yang kini tengah menyelesaikan studi pascasarjana di Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero berkata, kunjungan ini “momentum penuh rahmat bagi masyarakat Indonesia umumnya dan umat Katolik khususnya.”

Motto kunjungan ini, kata dia, mengandung pesan sosial dan spiritual yang mendalam terkait persaudaraan dan cinta kasih antarsesama manusia di tengah berbagai macam perbedaan sosial.

“Nilai-nilai ini diwujudkan melalui perjumpaan dan dialog iman dalam suasana penuh persaudaraan dan cinta kasih,” katanya.

“Kunjungan Paus Fransiskus diharapkan semakin memperkokoh komitmen untuk menghidupkan dan mengaktualisasikan dialog antaragama sebagaimana yang dipraktikkannya selama masa kepemimpinannya,” kata Wall Abulat, jurnalis dan umat Paroki St. Thomas Morus Maumere, Keuskupan Maumere.

Komitmen Paus tersebut, kata dia, misalnya tampak sangat jelas ketika ia mengunjungi Kota Kuno Ur, Provinsi Dhi Qar, Irak, yang diyakininya sebagai tempat kelahiran Nabi Ibrahim, Bapak Tiga Agama Samawi [Yahudi, Kristen, dan Islam] pada 6 Maret 2021.

“Dari tempat kelahiran Nabi Ibrahim itu dan tentu saat kunjungannya di Indonesia September nanti, ia terus menggemakan agar semua elemen warga dari berbagai suku, agama, ras dan golongan selalu menghidupi persaudaraan, toleransi dan perlindungan bagi kaum minoritas,” katanya.

Sementara itu, Paulus Pangka, umat asal Flores yang tinggal di Paroki St. Petrus Sambiroto Keuskupan Agung Semarang berharap kunjungan ini “membawa berkat cinta kasih bagi rakyat Indonesia”.

“Ini merupakan suatu kehormatan bagi Umat Katolik Indonesia dan bagi rakyat Indonesia pada umumnya. Kita berdoa agar rencana paus ini dapat terlaksana dengan lancar,” ungkapnya.

Saat mengumumkan rencana kunjungan tersebut bersama Ketua Konferensi Waligereja Indonesia, Mgr Antonius Subianto Bunjamin, OSC pada 8 April, Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo berharap, umat Katolik tidak hanya bereuforia dengan kehadiran fisik Paus Fransiskus.

Kardinal juga berharap kunjungan ini dimanfaat sebagai kesempatan b untuk mendalami dan mengamalkan pesan-pesan paus.

“Memang kehadiran Paus Fransiskus secara fisik menjadi sangat penting dan sangat membahagiakan,” katanya, “etapi kita berharap bukan hanya kehadiran fisik yang kita perhatikan, tetapi juga pesan-pesan beliau, pikiran-pikiran beliau yang beliau tulis untuk kemanusiaan.”

Ia mengatakan, pesan-pesan itu “mesti juga menjadi perhatian kita dan kita mempunyai niat untuk mempelajari pesan-pesan itu.”

Ia mengatakan dua pesan terakhir yang sangat penting dari paus adalah mengenai tanggung jawab umat manusia untuk menjaga lingkungan hidup – dalam ensiklik Laudato si – dan dalam ensiklik Fratelli tutti tentang pentingnya menjaga persaudaraan.

Ia menyebutnya sebagai gagasan yang sangat cemerlang, “bukan dalam arti hebat-hebat, tetapi menjadi sangat penting untuk sejarah umat manusia pada zaman kita ini.”

Kunjungan Paus Fransiskus ini akan menjadi kunjungan kepausan yang ketiga di Indonesia, yang dikenal sebagai negara Muslim terbesar di dunia, dengan populasi umat Katolik sekitar 8,5 juta jiwa atau 3,1 persen dari total penduduk.

Sebelumnya Paus Paulus VI melakukan kunjungan pada 1970 dan Paus Yohanes Paulus II pada 1989.

Paus Yohanes Paulus II sempat mengunjungi Pulau Flores, menginap di Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret dan merayakan perayaan ekaristi di Gelora Samador Maumere, Kabupaten Sikka pada 12 Oktober 1989.

Editor: Ryan Dagur

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA