“Wanita di Jantung Belantara,” Puisi Lian Kurniawan
Pekat malam itu
begitu rapat menyelimut
segenap cerita.
Ia datang menjemput sang kekasih tercinta
yang terdampar di jantung belantara,
dengan obor di tangan.
Kobar obornya terombang-ambing
seturut alunan manja angin malam
nafasnya...
Puisi Anjany dan Evan: Rindu Itu, Kita
Anjany Melempar Rindu
Jarak iaa...
jarak Itulah spasi rinduku
Ingin ku berlari memeluk mu
Tidakkk..... Itu cuma bayang-mu
yang terus bergentayangan di hadapanku
Hanya napas panjang yang terus bernada
dan hanya...
“Kepalsuan,” Puisi Anjany Podangsa
KEPALSUAN
Terbelenggu sepi
dalam ruang hampaan hati
Ku lihat langit Pertiwi ingin menangis perih
keadilan telah dipermainkan dengan uang
kebenaran telah di perjual belikan
seakan akan nurani telah tiada..
Hanya fitnah...
Puisi-puisi Yanti Mahu
JARAK
Ada senja yang mengantar rindu.
Ada spoi yang menggelitik raga.
Mata ingin menikmati.
Jarak mengingatkan hati akan kesabaran.
Mereka bilang penantian indah.
Ku bilang rindu indah.
Jika jarak menjanjikan kebahagian.
Aku akan menanti sampai tak ada lagi jarak.
Nikmati kebersaman dari kolong langit yang berbeda.
Tak apa!!ini adalah bagian cinta.
Karena cinta tak selalu dipandang,
Cinta meski kau jauh.
Selalu ada yang bernama Rindu.
Menemani hati dan berjanji akan kembali.
SANATA DHARMA
Rumah kah ini ?
Atau surga?
Mataku terpaku, hatiku bergetar.
Seperti singa yang baru keluar dari jahitan kawat berduri.
Aku ingin berlari sekencang-kencangnya.
Tanah Sanata Dharma terlalu luas di penglihatanku.
Orang-orang di sini,
Aku hanya pernah melihat mereka pada layar kaca kecil di gubukku.
Satu gadis cantik bak Luna Maya melintas tepat di sampingku.
Lalu aku memutar bola mataku mematutkan diri yang seperti upik abu ini
Aku berteriak “ aku takut tidak diterima, aku harus bagaimana?”
Bagaimana jika mereka menertawakan sandal di kakiku
Baju yang membalut tulangku, serta rambutku bak ijuk.
Dalam gamangku, lentera itu datang, meski awalnya cahaya redup.
Waktu ke waktu cahaya redup itu bagaikan cahaya di istana.
Aku tak lagi takut, tak lagi menangis.
Terimakasih lenteraku, terimakasih dosenku.
CITA-CITA
Pada malam ku bercerita.
Mengulum senyum, lalu tertawa.
Bintang mengejekku.
Bulanpun terangnya seakan mengolokku.
Tak peduli,meski dunia tahu akan kegilaanku.
Hatiku sudah tak ingin berkompromi dengan otakku.
Perasaan ingin melihat ragamu.
Otakku meyuruhku agar tinggal.
Karena satu alasan yaitu cita-cita.
TUGAS
Saat malam dan jari-jarimu masih menari indah di atas keyboard leptopmu.
Saat kasur selalu megajak matamu untuk segera menyentuhnya.
Saat matamu bertemu pandang dengan lekukan guling di tempat tidurmu.
Dan saat tugas-tugasmu masih menggunung seperti gunung merapi.
Siapa yang kau salahkan di sini?
Salahkah pemerintahmu?
Yang mengharuskanmu sekolah sampai ujung langit.
Demi tuntutan yang harus kau tuntaskan.
Bodohmu!!!
Jika melihat balok di mata orang lain.
Berjuanglah!!! kurangnya waktu pulasmu.
Adalah pemerintah akan menghitungnya.
Pemerintah tak suka dengan pemalas. Pemerintah pelahap jiwa pejuang tinggi. Yakinlah !! Engkau adalah satu di antara yang dilahap pemerintah.
HUJAN
Hujan..
Beningmu jatuh membasahi gentengku
Rintikanmu bagai bunyi piano yang indah.
Sungguh, engkau melukis rindu.
Untuk yang tak dapat kujangkau.
Mungkinkah Tuhan menciptakan rindu itu di dalam suaramu?
Hujan....
Jika hari ini kau menyitari dia di sana.
Sampaikan rinduku.
Rindu untuk segera bertemu.
KOPI DAN PETANG
Kopi dan petang.
Petang tak indah tanpa kopi.
Tetapi kopi tetap ternikmati meski tanpa petang.
Haruskan seegois itu?
Kita kata terindah sejak hari itu.
Sahabat janganlah kita seperti kopi dan petang.
Kuharap kita selalu seperti sandal usang.
Meski terlihat lama tetap saling mengisi.
BERLEHA
Sendiri,melawati hari
Kamarku yang menjadi rumahku
Buku-buku di sudut mejaku.
Saksi bisu meyaksikan letihku
Saat lelah datang
Lalu kuingat mereka
Merengkuh kesepuluh jari.
Lalu khusuk sebut namaku
Mereka bapa mamaku
Orang yang menunggu kepulanganku.
Lalu kusadari makin hari mereka makin abu.
Haruskah ku berleha?
GULING DAN TUGAS
Cahaya petang menghampiriku
Lewat jendela kamar usang
Menyinariku dengan teriknya senja
Aku terjaga dari pulasku
Basah peluh keringat wajah
Guling menindihku.
Menatapku penuh birahi
Seakan mengajaku untuk tak beranjak
Tugas-tugas di meja itu
Tersenyum manja menggelitikku
Haruskah ku memilih?
Guling atau Tugas?
HANDPHONE
Apa suasana hatiku yang tak kau tahu?
Tak malu-malu
Segala ekspresi selalu kuperlihatkan didepanmu.
Sedihku, kau saksi bisu.
Marahku kau saksi bisu.
Bahagiaku kau saksi senyumku.
Rela dibanting tak kala lawan bicaraku menyakitiku.
Dielus, dicium tak kala di sana membuatku tersenyum.
Kau paling tahu siapa saja yang pernah kusebut dengan “syg” lalu pergi dan hilang.
Saat semua diambil waktu, kau begitu hening.
Aku malu, juga sedih.
Kau yang bagai burung selalu berkicau di pagi hari.
Membangunkanku dengan suara indah yang pernah kudengar dari handphoneku
Hilang tak meninggalkan jejak.
Tiap mata bertemu pandang dengan handphoneku
Seakan menatapku sedih, bertanya “di mana dia?”
Aku tahu dia juga ingin mendengar suaramu.
Aku dan handponeku sama-sama menikmati sepi.
Yanti Mahu, dengan nama...
Puisi-puisi Aldus Wae
SEBOTOL SOPI
Teguk air bening disaat dingin mengelus raga
Teman, mari duduk melingkar
Di tengah ada sebotol sopi
Pengobat kesepian, menikmati dunia dalam fantasi
Tetes demi tetes berhasil meracik...
Puisi-puisi Albertus Dino
KINI KAU BERUBAH
Hai, sahabat
aku telah kembali
Ingin hidup bersamamu lagi
Membuka lembaran lama
Yang telah kita lalu bersama
Kamu tahu, Di sana…..
aku selalu membayangmu
Saat nafasmu menghidupkanku
Kini aku kembali
Ingin...
Puisi-puisi Erwin Teso
Sabda
Sabda adalah kejenuhan
Hukum adalah kenikmatan
Yang terkulai ke kanan
Sebab kiri sudah tak bertangan
Saat tirai tersingkap
Pasrah tlah ditancap
Lenyap mata yang luka ratap
tinggal bening penuh harap
Jubah telah...
Puisi-puisi Febri Nagut
Sang Pengembara
Sejak pertama keduanya bertemu
Ia, lautan kehidupan membanjiri badan
Mengelinding mencari lubuk hati
Bergulat dengan kehidupan dalam jangka tak biasa
Berjalanlah ia kesemua arah
Dengan mengeja mata
Mengeja telinga
Dan,...
Momen Kembali
Karya: NASARIUS FIDIN
selepas waktu usai setahun
aku merayakan momen kembali
masuk ke rahim keaslian seni budaya
guna menjunjung nilai-nilai budaya Manggarai
momen kembali, ruang kembali
waktu di mana anak rantau...