Isak Tangis Keluarga Sambut Jenazah Buron Kasus Pembunuhan di Menjerite

Floresa.co – Isak tangis keluarga menyambut jenazah Frans Sampur, warga yang tewas ditembak karena diklaim polisi berusaha melawan ketika hendak ditangkap.

Pada hari ini, Jumat, 13 Desember 2019, keluarganya di Kampung Naba, Desa Compang Longgo, Kecamatan Komodo yang sejak semalam menunggu jenazah Frans akhirnya bisa melihatnya.

Jenazah tiba di rumah duka sekitar pukul 15.00 Wita setelah sebelumnya diserahkan oleh Kapolres Mabar, AKBP Julisa Kusumowardono di RSUD Marombok, Labuan Bajo.

Rumah berdinding papan milik Frans dipadati kerabatnya. Warga yang sudah lama menunggu itu histeris ketika jasad Frans tiba.

Frans bersama dengan satu orang lagi masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) pasca kasus pembunuhan di Menjerite pada Senin, 16 Januari 2017, yang menewaskan dua orang warga asal Kampung Kusu, Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Frans  tewas setelah ditembak polisi pada Kamis subuh, 11 Desember di Kampung Tadong, Desa Watu Umpu, Kecamatan Welak. Polisi mengklaim menembaknya karena ia melawan dan menyerang ketika hendak diamankan.

Frans meninggalkan seorang istri dan dua orang anak. Anak pertama duduk di bangku kelas tiga SD, sementara yang satunya lagi masih berusia lima tahun.

AKBP Julisa saat menyerahakan jenazah di RSUD Marombok di hadapan adik kandung Frans menyampaikan duka cita atas peristiwa itu.

“Awalnya kami tidak menghendaki kejadian ini. Namun karena perintah, kami sudah melakukan sesuai amanah undang-undang,” kata AKBP Julisa.

Ia pun meminta keluarga korban untuk mengontak pihak kepolisian jika ada hal-hal yang yang perlu dikoordinasi.

BACA JUGA: Buron Kasus Pembunuhan di Menjerite Tewas Saat Ditangkap

Kepala Desa Compang Longgo, Fabianus mengatakan sejak kejadian pembunuhan di Menjerite pada 2017, korban selalu pindah-pindah tempat tinggal.

“Selama ini dia jarang tinggal di kampung, (ia) pindah- pindah,” ujarnya.

“Satu minggu sebelum kejadian kemarin (penembakan pada Kamis – red) dia berada di kampung. Kita baru tahu kalau beliau ditangkap di tempat lain,” tambah Fabianus.

Ferdinand Ambo/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA