Warga Manggarai di Malang Doa Bersama Untuk Fidelis Honto

Floresa.co – Warga Manggarai yang berada di Malang, Jawa Timur menggelar doa bersama pada Minggu malam (15/11/2015) untuk arwah Fidelis Honto yang meninggal akibat pengeroyokan pada Sabtu lalu.

Doa ini yang dipimpin oleh Frater Marianto CM digelar di Kontarakan Sanan, Gang Sanan 1A, Belimbing-Malang.

Jumlah yang hadir sekitar 300 orang. Umumnya adalah mahasiswa dan senior yang berasal dari Manggarai Barat (Mabar), antara lain Kuwus, Pacar, Boleng, Lembor, dan perwakilan dari Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur (Mabar).

Fr Marianto dalam renungannya mengajak untuk menjauhi perasaan benci terhadap sesama.

“Saya mengharapkan agar tidak ada kebencian yang melekat dalam diri kita. Kita harus meneladani kasih Kristus,” katanya.

Usai doa, ada pembicaraan terkait kasus pengeroyokan yang berujung pada kematian Fidelis.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Fidelis, mahasiswa IKIP Budi Utomo yang berasal dari Hawe-Kolang, Kecamatan Kuwus, dikeroyok oleh belasan pemuda dari Kota Komba.

Dalam pertemuan Minggu malam, beberapa tokoh senior Kota Komba menyatakan meminta maaf atas peristiwa itu.

Mereka juga memberikan santunan berupa uang bagi keluarga Fidelis.

Menanggapi permintaan itu, Ferdy, salah seorang tokoh asal Mabar menyatakan menyambut baik inisiatif permintaan maaf tersebut.

Namun, ia meminta agar perwakilan Kota Komba membantu pihak kepolisian dalam mengungkap para pelaku.

“Kami sangat mengharapkan agar secepatnya para pelaku ditangkap. Karena itu, kami minta ase kae Kota Komba tidak menyembunyikan  para pelaku, tapi membantu pihak kepolisian sehingga proses selanjutnya berjalan lancar,” katanya.

Perwakilan dari Kota Komba merespon positif dengan mengatakan akan membantu mencari tahu keberadaan pelaku.

Informasi terbaru, jumlah pelaku yang ditangkap sudah 8 orang, sementara 6 lainnya masih buron. Awalnya polisi menyatakan, ada 7 pelaku, namun perkembangan proses penyelidikian menemukan keterlibatan lebih banyak orang.

Ferdy juga menegaskan, “kejadian ini harus menjadi yang pertama dan terakhir kali”.

Sementara itu, Joy Kafaso yang mewakili para mahasiswa mengamini pernyataan Ferdy.

Ia juga menambahkan,  para mahasiswa harus menjadikan peristiwa ini sebagai pelajaran berharga untuk ke depan.

“Kita harus lebih banyak belajar dan menghargai usaha orang tua. Kita diutus bukan untuk berkelahi, tetapi untuk belajar,” imbuhnya.

Dalam pertemuan itu, perwakilan dari Kota Komba sempat mengusulkan agar pada Selasa mendatang digelar aksi seribu lilin di kampus Kanjuruhan.

Namun, usulan tersebut dianggap kurang elok oleh beberapa mahasiswa dari Kuwus, Pacar dan sekitarnya.

Mereka mengatakan, masih butuh waktu untuk menenangkan diri.

Menanggapi hal ini, perwakilan dari Kota Komba menyampaikan akan menunda penyelengaraan upacara ini setelah ada pembicaraan yang intensif dengan para orang tua se-Malang Raya, sehingga acara ini dapat berjalan dengan baik.

Menutup pertemuan ini, Ibu Elsi, yang berasal dari Mabar menyampaikan dukanya yang sangat mendalam.

Ia menyatakan, sangat menyesal dengan kematian Fidelis.

“Bagi saya tidak ada yang namanya Manggarai Barat, Manggarai Tengah atau Manggarai Timur. Yang ada adalah kita satu dari tanah Manggarai, karena itu jangan ada permusuhan atau pertikaian di tanah rantau”.

Ia juga mengatakan akan merelakan rumahnya  untuk menjadi tempat Misa 40 malam untuk Fidelis.

Perlu diketahui, jenazah Fidelis diberangkatkan dari Malang pada Minggu siang dengan memakai ambulans menuju Bali. Dari Bali akan diterbangkan menuju Labuan Bajo pada Senin (16/11/2015). (Laporan Philip Sudarlin/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA