PUISI
“Memandang Mandusawu,” Puisi Gerard N Bibang
Memandang mandusawu
sejauh-jauh terbentang hijau dan biru
mencuatkan kisah kesedihan itu
membuat rindu makin perih
dari anak-anak para pengembara
di kebun, ladang dan sawah.
Nun jauh di atas sana
awan biru mandusawu menebal
tersembul harapan akan melebatkan...
“Wanita di Jantung Belantara,” Puisi Lian Kurniawan
Pekat malam itu
begitu rapat menyelimut
segenap cerita.
Ia datang menjemput sang kekasih tercinta
yang terdampar di jantung belantara,
dengan obor di tangan.
Kobar obornya terombang-ambing
seturut alunan manja angin malam
nafasnya tersengal-sengal mengibas jarak.
"Seberapa jauh kau...
Puisi Lian Kurniawan: “Kisah Buta” dan “Darah”
KISAH BUTA
Matanya terkatup-katup rapat
Melangkah gontai arungi senja
Baru saja hujan deras mereda
sejenak sunyi, lantas merintik kembali
‘Entah, selalu begitu!’
Matanya tetap, rapat membuta
sepi langkahnya kian berenergi
menyusup gelap Labuan Bajo bermandi cahaya.
Ia bangga,...
Puisi-puisi Yanti Mahu
JARAK
Ada senja yang mengantar rindu.
Ada spoi yang menggelitik raga.
Mata ingin menikmati.
Jarak mengingatkan hati akan kesabaran.
Mereka bilang penantian indah.
Ku bilang rindu indah.
Jika jarak menjanjikan kebahagian.
Aku akan menanti sampai tak ada lagi jarak.
Nikmati kebersaman dari kolong langit yang berbeda.
Tak apa!!ini adalah bagian cinta.
Karena cinta tak selalu dipandang,
Cinta meski kau jauh.
Selalu ada yang bernama Rindu.
Menemani hati dan berjanji akan kembali.
SANATA DHARMA
Rumah kah ini ?
Atau surga?
Mataku terpaku, hatiku bergetar.
Seperti singa yang baru keluar dari jahitan kawat berduri.
Aku ingin berlari sekencang-kencangnya.
Tanah Sanata Dharma terlalu luas di penglihatanku.
Orang-orang di sini,
Aku hanya pernah melihat mereka pada layar kaca kecil di gubukku.
Satu gadis cantik bak Luna Maya melintas tepat di sampingku.
Lalu aku memutar bola mataku mematutkan diri yang seperti upik abu ini
Aku berteriak “ aku takut tidak diterima, aku harus bagaimana?”
Bagaimana jika mereka menertawakan sandal di kakiku
Baju yang membalut tulangku, serta rambutku bak ijuk.
Dalam gamangku, lentera itu datang, meski awalnya cahaya redup.
Waktu ke waktu cahaya redup itu bagaikan cahaya di istana.
Aku tak lagi takut, tak lagi menangis.
Terimakasih lenteraku, terimakasih dosenku.
CITA-CITA
Pada malam ku bercerita.
Mengulum senyum, lalu tertawa.
Bintang mengejekku.
Bulanpun terangnya seakan mengolokku.
Tak peduli,meski dunia tahu akan kegilaanku.
Hatiku sudah tak ingin berkompromi dengan otakku.
Perasaan ingin melihat ragamu.
Otakku meyuruhku agar tinggal.
Karena satu alasan yaitu cita-cita.
TUGAS
Saat malam dan jari-jarimu masih menari indah di atas keyboard leptopmu.
Saat kasur selalu megajak matamu untuk segera menyentuhnya.
Saat matamu bertemu pandang dengan lekukan guling di tempat tidurmu.
Dan saat tugas-tugasmu masih menggunung seperti gunung merapi.
Siapa yang kau salahkan di sini?
Salahkah pemerintahmu?
Yang mengharuskanmu sekolah sampai ujung langit.
Demi tuntutan yang harus kau tuntaskan.
Bodohmu!!!
Jika melihat balok di mata orang lain.
Berjuanglah!!! kurangnya waktu pulasmu.
Adalah pemerintah akan menghitungnya.
Pemerintah tak suka dengan pemalas. Pemerintah pelahap jiwa pejuang tinggi. Yakinlah !! Engkau adalah satu di antara yang dilahap pemerintah.
HUJAN
Hujan..
Beningmu jatuh membasahi gentengku
Rintikanmu bagai bunyi piano yang indah.
Sungguh, engkau melukis rindu.
Untuk yang tak dapat kujangkau.
Mungkinkah Tuhan menciptakan rindu itu di dalam suaramu?
Hujan....
Jika hari ini kau menyitari dia di sana.
Sampaikan rinduku.
Rindu untuk segera bertemu.
KOPI DAN PETANG
Kopi dan petang.
Petang tak indah tanpa kopi.
Tetapi kopi tetap ternikmati meski tanpa petang.
Haruskan seegois itu?
Kita kata terindah sejak hari itu.
Sahabat janganlah kita seperti kopi dan petang.
Kuharap kita selalu seperti sandal usang.
Meski terlihat lama tetap saling mengisi.
BERLEHA
Sendiri,melawati hari
Kamarku yang menjadi rumahku
Buku-buku di sudut mejaku.
Saksi bisu meyaksikan letihku
Saat lelah datang
Lalu kuingat mereka
Merengkuh kesepuluh jari.
Lalu khusuk sebut namaku
Mereka bapa mamaku
Orang yang menunggu kepulanganku.
Lalu kusadari makin hari mereka makin abu.
Haruskah ku berleha?
GULING DAN TUGAS
Cahaya petang menghampiriku
Lewat jendela kamar usang
Menyinariku dengan teriknya senja
Aku terjaga dari pulasku
Basah peluh keringat wajah
Guling menindihku.
Menatapku penuh birahi
Seakan mengajaku untuk tak beranjak
Tugas-tugas di meja itu
Tersenyum manja menggelitikku
Haruskah ku memilih?
Guling atau Tugas?
HANDPHONE
Apa suasana hatiku yang tak kau tahu?
Tak malu-malu
Segala ekspresi selalu kuperlihatkan didepanmu.
Sedihku, kau saksi bisu.
Marahku kau saksi bisu.
Bahagiaku kau saksi senyumku.
Rela dibanting tak kala lawan bicaraku menyakitiku.
Dielus, dicium tak kala di sana membuatku tersenyum.
Kau paling tahu siapa saja yang pernah kusebut dengan “syg” lalu pergi dan hilang.
Saat semua diambil waktu, kau begitu hening.
Aku malu, juga sedih.
Kau yang bagai burung selalu berkicau di pagi hari.
Membangunkanku dengan suara indah yang pernah kudengar dari handphoneku
Hilang tak meninggalkan jejak.
Tiap mata bertemu pandang dengan handphoneku
Seakan menatapku sedih, bertanya “di mana dia?”
Aku tahu dia juga ingin mendengar suaramu.
Aku dan handponeku sama-sama menikmati sepi.
Yanti Mahu, dengan nama lengkap Odilia Jayanti Mahu berasal dari Manggarai,...
Publikasi Terbaru
Karena Jurnalis Bukan Turis
Floresa menggelar pameran foto, bagian dari rangkaian acara Hari Kebebasan Pers Sedunia 2023, kolaborasi dengan Project Multatuli dan AJI Surabaya
Belajar dari Perlawanan Perempuan Poco Leok
Penolakan para perempuan Poco Leok didasarkan pada kesadaran bahwa tanah adalah sumber kehidupan, kosmologi adat setempat yang melihat bumi sebagai ibu, penghormatan terhadap warisan leluhur dan kecemasan terhadap potensi bencana alam.
25 Tahun Reformasi, Represi untuk Kebebasan Berekspresi Terus Terjadi
Amnesy International Indonesia mencatat setidaknya 127 pembela HAM mengalami serangan sepanjang Januari-Mei 2023.
Sandiaga Uno Klaim Belanja Delegasi ASEAN Summit Capai 15 Miliar, Pelaku UMKM: ‘Itu Zonk!’
Floresa.co - Adven yang duduk di kursi di belakang meja pajangan produk tenun sedang...
Video Anak Bupati Tawarkan Tanah untuk Bangun Pos Polisi Jadi Viral, Penyebarnya Diancam Disomasi dan Diproses Hukum
Baik Sekretaris Dinas Kesehatan Manggarai Timur, Kristiani Pranata Agas, maupun Kapolda NTT, Johni Asadoma marah terhadap pihak yang menyebarkan video itu.