RS Siloam Labuan Bajo Berhasil Lakukan Operasi Kraniotomi Pertama pada Pasien Anak, Jadi Tonggak Tersedianya Akses Penanganan Bedah Saraf Darurat di NTT

Operasi dilakukan terhadap seorang pasien berusia 14 tahun yang cedera kepala akibat kecelakaan sepeda motor

Floresa.co – Rumah Sakit [RS] Siloam Labuan Bajo mencapai tonggak baru dalam perawatan kesehatan di wilayah Provinsi NTT usai berhasil melakukan operasi kraniotomi darurat pertama pada seorang pasien anak.

Operasi yang dipimpin dokter spesialis bedah saraf, dr. Elric Brahm Malelak ini dilakukan pada pasien berusia 14 tahun yang mengalami cedera kepala parah karena kecelakaan sepeda motor.

Kraniotomi merupakan teknik pembedahan untuk mengatasi gangguan di otak.  Teknik ini sering dilakukan pada pasien-pasien yang harus bedah saraf karena beragam alasan, seperti pendarahan otak karena kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kerja, stroke, abses otak, maupun pasien-pasien dengan tumor otak.

Prosedur ini dapat dilakukan secara terencana ataupun secara darurat.

Operasi pasien anak di RS Siloam Labuan Bajo pada 29 Oktober merupakan salah satu contoh operasi kraniotomi secara darurat.

Pasien dan keluarganya itu melakukan perjalanan panjang selama delapan jam dari Bajawa, Kabupaten Ngada, untuk operasi di RS Siloam Labuan Bajo.

Menurut Elric, tindakan kraniotomi darurat atau emergensi dilakukan karena ada patahan tulang tengkorak yang menusuk ke otak pasien itu, menyebabkan robeknya selaput otak dan perdarahan otak.

Kraniotomi harus dilakukan dengan hati-hati untuk mengangkat bagian tulang tengkorak yang menusuk ke otak, katanya.

“Setelah patahan tulang tengkorak kita evakuasi, kita dapat menghentikan perdarahan otak, menjahit kembali selaput otak yang robek serta memperbaiki tulang tengkorak yang patah,” jelasnya dalam keterangan pers yang diterima Floresa pada 25 November.

Semua ini bertujuan untuk menjaga tekanan normal otak, memastikan fungsi otak tetap optimal serta mencegah komplikasi-komplikasi yang bisa terjadi dikemudian hari, katanya.

Menurut Eric, “keberhasilan prosedur ini membuka harapan baru bagi masyarakat NTT di Pulau Flores akan akses layanan bedah saraf darurat yang selama ini sulit dijangkau.” 

Reyneldis Ruto Ngala, orang tua pasien berkata, “kami sangat berterima kasih atas pelayanan yang penuh perhatian dari tim RS Siloam Labuan Bajo.”

Pelayanan rumah sakit swasta itu, katanya “membantu anak kami pulih dengan baik.”

Tiga Tahap Operasi Kraniotomi 

Menurut Elric, operasi kraniotomi melibatkan tiga tahap utama, yakni persiapan operasi, prosedur pelaksanaan dan perawatan pasca operasi. 

Pada dasarnya, persiapan operasi bisa berbeda-beda pada setiap pasien sesuai dengan kondisi dan tingkat keparahannya, katanya.

Pada kondisi gawat darurat, segera setelah diagnosis tegak, tindakan kraniotomi harus dilakukan sesegera mungkin, tanpa dapat ditunda. 

“Namun, jika tidak darurat, dokter akan melakukan persiapan pra operasi secara maksimal untuk memastikan kondisi pasien. Setelah itu baru dapat dipastikan apakah pasien tersebut perlu dilakukan operasi atau cukup dengan pengobatan medikamentosa,” ujar Elric. 

Setelah operasi, tambahnya, pasien dipantau di ICU, termasuk pemeriksaan fungsi saraf dan otak untuk memastikan pemulihan berjalan baik.

Kendati bisa dapat dilakukan pada semua rentang usia, kata Elric, risiko tindakan ini dapat meningkat pada rentang usia ekstrem, entah terlalu muda atau terlalu tua.

Hal ini berhubungan dengan kemampuan tubuh terhadap stresor yang diberikan.

Namun, kata Elric, pada anak hasilnya biasanya lebih baik karena kemampuan tubuh mereka untuk proses penyembuhan yang lebih baik daripada orang lanjut usia.

Direktur RS Siloam Labuan Bajo, dr. Theresia Nina Noviriana berkata, keberhasilan operasi kraniotomi perdana ini merupakan bagian dari misi Siloam untuk menghadirkan layanan kesehatan berkualitas ke pelosok negeri, termasuk wilayah Indonesia Timur. 

“Kami berharap dengan adanya fasilitas bedah saraf darurat di RS Siloam Labuan Bajo, masyarakat setempat maupun wisatawan di Labuan Bajo memiliki akses yang lebih cepat dan dekat ke layanan krusial ini,” katanya.

Sebagai pusat kesehatan di destinasi wisata, kata dia, RS Siloam Labuan Bajo terus berinovasi menghadirkan layanan berkualitas untuk memenuhi kebutuhan medis baik bagi masyarakat lokal maupun pengunjung dari berbagai daerah. 

Editor: Petrus Dabu

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA