Labuan Bajo, Floresa.co – Warga dan aktivis yang menggelar aksi unjuk rasa di Labuan Bajo, ibukota Kabupaten Manggarai Barat, Senin, 6 Agustus 2018 meminta Bupati Agustinus Ch Dula untuk mengambil sikap tegas dan tidak hanya tunduk kepada pemerintah pusat.
Dialog dengan Dula digelar setelah sebelumnya ada perdebatan alot antara massa dengan Pol PP yang menghadang di gerbang kantor bupati. Mereka melarang massa masuk dan mengklaim Dula tidak bisa menemui mereka. Namun, pernyataan massa yang mengancam tidak akan meninggalkan kantor itu sebelum menemui Dula, membuat bupati dua periode itu mau membuka pintu.
Ada 10 perwakilan yang diizinkan oleh pihak keamanan untuk menemui Dula, membicarakan masalah pemberian izin pembangunan sarana wisata di Pulau Rinca, salah satu habitat utama komodo.
Mereka mewakili berbagai profesi, antara lain, pelaku pariwisata, petani, tokoh masyarakat asal Pulau Papagarang dan dari Komuniatas Bolo Lobo, kelompok anak muda di Labuan Bajo.
Dalam dialog, Icha Tulis dari Bolo Lobo meminta Dula untuk mengambil sikap tegas terhadap langkah pemerintah pusat.
“Saya mewakili perempuan. Saya pikir, kita perlu membatasi diri (untuk) pembangunan di sana,” katanya.
“Sebagai anak Mabar, kita cabut izin pembangunan di sana. Jangan tunduk kepada Jakarta,” lanjut Icha.
Dalam tanggapannya, Dula mengaku tidak bisa melakukan banyak hal.
Menurutnya, akan relevan jika aksi yang dibuat hari ini digelar sebelum dirinya memberikan rekomendasi pada tahun 2015.
“Memperjuangkan ini ke tingkat menteri lebih relevan, daripada ke saya yang sudah tanda tangan,” ujarnya.
“Semoga saja perjuangan bapak-bapak ini didengar oleh negara ini dengan satu tujuan melestarikan TNK,” katanya.
Ario Jempau