Benteng Jawa, Floresa.co – Deretan petak sawah yang membentuk model seperti jaring laba-laba memang memiliki makna tersendiri dalam kehidupan masyarakat adat Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pembagian sawah sebagai ulayat dalam sistem lingko dengan titik pusat di tengah yang disebut lodok adalah model khas pembagian lahan.
Sistem ini, juga punya keterkaitan dan kesamaan dengan konstruksi rumah adat Manggarai. Pembagian lingko dan konstruksi bulat membusur pada atap rumah adat Manggarai melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat di daerah itu.
Keindahan sawah dalam bentuk jaring laba-laba ini ternyata tidak hanya di Cara, Cancar, Kecamatan Ruteng yang sudah sangat dikenal di mata banyak orang.
Di daerah lain seperti di Kecamatan Lamba Leda Manggarai Timur (Matim) pun terdapat sawah jaring laba-laba yang tak kalah menarik.
Adalah sawah Wae Naong tepatnya di Lingko Bea Reda, Kampung Rawang, Desa Tengku Lawar, Kecamatan Lamba Leda, di mana juga terdapat model sawah menakjubkan ini, meski luput dari pantauan banyak orang, khususnya para turis.
Sawah spider di Lingko Bea Reda tersebut ternyata panoramanya sangat indah, sebuah tempat yang letaknya tepat di pinggir jalan daerah perbatasan Kecamatan Cibal, Manggarai dan Lamba Leda.
Semenjak bisa diakses kendaraan beberapa tahun belakangan ini, melewati Wae Naong sudah menjadi kewajiban bagi pengendara, baik roda dua maupun empat. Di sini banyak orang yang berangkat dari Ruteng beristirahat sejenak, sebelum menuju Benteng Jawa, ibu kota Kecamatan Lamba Leda.
Apalagi di daerah itu terdapat jembatan besar yang membelah sungai Wae Naong dengan panjang puluhan meter dan tinggi kurang lebih tujuh meter.
Selain menikmati riakan air sungai Wae Naong yang mengalir dan menjalar memanjang menuju Laut Flores, di seputaran jembatan itu juga anda bisa menikmati panorama sawah Wae Naong.
Deretan gunung dan bukit di sekelilingnya akan menambah keindahan pemandangan alam.
Apalagi para petani di daerah ini sangat ramah jika bertemu dan menyapa tamu. Mereka selalu menganggap dan memperlakukan tamu seperti seorang raja, layaknya kebiasaan adat Manggarai.
Jika bertandang ke daerah ini, cukup meluangkan waktu 1 jam dengan sepeda motor dari arah Ruteng. Dengan menggunakan mobil, anda menghabiskan waktu 1,5 jam perjalanan.
Dari situ anda boleh melanjutkan setengah jam perjalanan ke arah timur menuju Benteng Jawa.
Jika belum puas menikmati pemandangan alam yang indah di sawah labah-laba Wae Naong, setiba di Benteng Jawa anda boleh melanjutkan perjalanan kembali ke utara selama 15 menit menuju Gua Maria di Cingcoleng. (Baca juga: Lebih Dekat dengan Bunda Maria dalam Keheningan Gua Cingcoleng)
Gua ini yang tercatat sebagai salah satu tempat pariwisata rohani, menyuguhkan suasana keteduhan, ditambah dengan alamnya yang menawarkan sensasi kesejukan. (ADB/Floresa)