Floresa.co – Peristiwa 11 balita di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) yang meninggal dunia akibat gizi buruk dalam rentang waktu lima bulan mendapat perhatian Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar. Gizi buruk ini sebagai imbas gagal panen di daerah tersebut.
Menurut Menteri Marwan, kejadian serupa tidak boleh terjadi lagi di kemudian hari karena penyelesaian masalah secara permanen bisa dilakukan melalui program Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang sedang dikembangkan.
“Saya berbela sungkawa atas meninggalnya balita di NTT akibat gizi buruk. Kami di Kementerian Desa sedang membangun program BUMDes yang akan mengantisipasi agar kejadian seperti ini tidak lagi terulang,” ujar Menteri Marwan, di Jakarta, Selasa (7/7/2015).
Menteri Marwan mendorong agar desa-desa segera pembentukan BUMDes untuk mempercepat akselerasi perekonomian desa. Daerah yang sudah punya BUMDes pun harus terus membenahinya.
Peranan BUMDes ini sangat penting, lanjutnya, untuk pengembangan usaha, pembangunan desa, pemberdayaan masyarakat desa, dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana diamanatkan Pasal 80 UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Menteri Marwan menambahkan, terhadap kasus gizi buruk yang sedang terjadi di NTT, pemerintah pusat sudah bergerak memberikan bantuan pangan langsung sebagai upaya tanggap darurat.
Namun Menteri Marwan mengingatkan bahwa yang tak kalah penting adalah melakukan antisipasi permanen agar jangan lagi ada masalah gizi buruk di Indonesia. Solusi permanen ini salah satunya melalui program dana desa yang lebih memberdayakan masyarakat.
“Makanya konsep yang dikembangkan sekarang bukan lagi membangun desa, tapi desa membangun. Masyarakat desa sekarang harus diberdayakan menjadi subjek, bukan sebagai obyek. Kita harap desa yang selama ini tertinggal bisa bangkit, termasuk desa yang kerap gagal panen seperti yang terjadi di NTT,”pungkas Marwan.(Arman Suparman/ARS/Floresa)