Ini Penuturan Pasien yang Diobati Pembuat “Mukjizat” di Pagal

Baca Juga

“Selama tiga tahun lebih saya mengidap stroke badan sebelah kiri. Setelah mereka totok di bahu dan urut sedikit, baru saya sedikit agak sehat dan sudah tidak pakai tongkat lagi kalau jalan,” katanya.

Ia menjelaskan, pembelian obat dengan harga Rp 200 ribu tersebut, menurut Setyawan, tidak dipaksakan kepada pasien.

“Mereka bilang cukup percaya saja bahwa mereka bisa menyembuhkan, penyakit kita pasti bakal sembuh,” ujar Basilius.

Berbeda halnya dengan Basilius, pasien lain, Gervasius Jumpung, yang merupakan Lurah Pagal, mengalami pengalaman lain.

Walau Floresa.co belum bertemu langsung dengan Gervasius, namun berdasarkan pengakuannya kepada Romo Andre Bisa OFM, seorang pastor di Paroki Pagal, pengobatan yang dilakukan oleh Setyawan dan kawan-kawan tidak menyembuhkan penyakit sang lurah yang juga mengalami stroke.

“Kemarin pagi saya pergi tanya ke Pa Lurah soal kondisinya setelah diobati. Namun, dia bilang, tidak sembuh, hanya begini-begini saja hasilnya,” kata Romo Andre kepada Floresa.co di Pagal.

Romo Andre memutuskan menemui sejumlah pasien yang sudah diobati karena dilandasi rasa ingin tahu.

Memang dalam temuannya, kata Andre, ada pasien yang berapa menit sehat setelah berobat. Namun, setelah pulang ke rumah, sakit mereka kambuh lagi.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini