Tiga Caleg Perempuan Terpilih di Manggarai Barat, Sempat Diremehkan Semasa Kampanye

Ada penambahan jumlah Caleg perempuan yang meraih kursi DPRD Manggarai Barat

Baca Juga

Floresa.co – Dari 30 calon legislatif [Caleg] terpilih di Manggarai Barat dalam Pemilu 2024, tiga atau sepersepuluh kursi yang diduduki perempuan.

Meski minim, jumlahnya meningkat dari periode sebelumnya. 

Manggarai Barat mencatatkan dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah [DPRD] perempuan dalam periode 2019-2024.

Keduanya dilantik sebagai anggota Pengganti Antarwaktu [PAW], bukan pemenang pada saat Pemilu.

Sejumlah pengamat menilai lolosnya ketiga perempuan dalam pemilihan umum [Pemilu] 2024 sebagai cerminan kesadaran akan pentingnya kesetaraan dalam budaya patriarki di Manggarai. 

Minaria Christyn, aktivis Suluh Perempuan menyatakan peningkatan partisipasi perempuan dalam parlemen untuk periode 2024-2029 “layak diapresiasi.”

Keberadaan tiga perempuan di kantor DPRD Manggarai Barat “menunjukkan kepercayaan dan kesadaran warga akan pentingnya ruang bagi perempuan.”

Ia berharap ketiganya dapat mendorong perluasan ruang serta kemajuan pendidikan bagi perempuan.

Warga Manggarai Barat, kata Minaria, “tentu punya alasan soal kenapa memercayai mereka duduk di kursi parlemen.”

Salah satu alasan itu, kata Minaria, “supaya ketiga anggota legislatif dapat mendorong lahirnya kebijakan yang dapat memperbaiki kehidupan perempuan dan anak.”

Diremehkan

Mengamankan kursi parlemen bukanlah hal yang mudah, setidaknya bagi Nuryati, caleg terpilih dari Partai Hati Nurani Rakyat [Hanura].

Ia mengaku “beberapa kali diremehkan ketika kampanye, baik secara fisik maupun psikis.”

“Beberapa orang berkata bahwa saya tidak kompeten menjadi anggota parlemen,” kata Nuryati, hal yang ia akui sempat mengusik psikisnya.

Ia menyesalkan “dalam budaya patriarki ini, orang-orang masih saja melihat perempuan dari bentuk fisiknya.”

“Seolah-olah kami hanya ‘pelengkap’ partai,” katanya.

Kendati menghadapi perlakuan dan anggapan demikian, ia tak lalu patah arang. 

“Saya berusaha membuktikan bahwa saya mampu,” katanya.

Selain Nuryati, dua Caleg perempuan lainnya yang berhasil meraih kursi parlemen di Manggarai Barat adalah Yovita Dewi Suriany dan Yopi Widiyanti.

Yovita dan Yopi mewakili Partai Nasional Demokrat [Nasdem].

Yovita, dengan perolehan 2.449 suara merupakan pendatang baru di daerah pemilihan [Dapil] 1 yang meliputi Sano Nggoang, Komodo, Boleng dan Mbeliling. 

Sementara Yopi merupakan petahana di Dapil 3–mencakup Lembor, Lembor Selatan dan Welak. Ia memperoleh 2.826 suara dalam Pemilu 14 Februari.

Pada 12 Februari atau dua hari sebelum pencoblosan, Yopi ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah Manggarai Barat Partai Nasdem.

Nuryati, satu-satunya wakil perempuan dari Partai Hanura yang lolos ke gedung DPRD Manggarai Barat, memperoleh 936 suara di Dapil 1. 

Menurut Minar, kehadiran ketiganya menunjukkan “perempuan juga dapat menempati posisi strategis.”

“Ketiganya merepresentasikan kekokohan dan kemandirian perempuan di tengah masyarakat yang patriarkis,” katanya.

Sementara itu Umbu Pariangu, Dosen Politik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Undana Kupang, Nusa Tenggara Timur berharap ketiganya dapat “menyelesaikan pelbagai kasus yang menyangkut ketidakadilan terhadap kelompok minoritas.”

Masalah-masalah itu, katanya kepada Floresa pada 10 Maret, “acapkali hanya dapat diperjuangkan oleh mereka yang menjadi bagian dari persoalan itu sendiri.”

Apa Fokus Mereka?

Paling tidak dua caleg terpilih telah mempersiapkan program selama lima tahun mendatang.

Yopi, yang lebih dulu berpengalaman sebagai anggota DPRD mengaku dirinya selama ini “secara rutin mengunjungi penenun perempuan.”

Yopi menggantikan Edistasius Endi yang pada 2019 mencalonkan diri sebagai Bupati Manggarai Barat.

Berkaca dari periode sebelumnya, kata Yopi, “tak ada perlakuan istimewa bagi anggota legislatif laki-laki, semua diperlakukan setara.”

“Meski minoritas dalam parlemen, suara kami [anggota legislatif] perempuan] selalu dipertimbangkan,” katanya.

Yopi mengaku akan memperjuangkan isu kekerasan terhadap perempuan di Manggarai Barat yang ia harapkan “tak lagi berulang.”

Merujuk pada data Polres Manggarai Barat, terdapat 23 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam periode September hingga Maret 2024. 

Sebelumnya pada Januari-September 2023, tercatat 14 kasus serupa, naik dari enam kasus sepanjang 2022.

Setelah terpilih menjadi anggota parlemen, Nuryati mengaku akan “memastikan kesejahteraan perempuan tanpa pandang bulu.”

Floresa beberapa kali menghubungi Yovita lewat pesan WhatsApp hingga 21 Maret. Yovita tak menjawab pertanyaan Floresa soal fokus programnya kelak. 

Pesan yang terkirim bercentang dua dan biru, tanda sudah dibaca penerimanya.

Editor: Anastasia Ika

 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini