Labuan Bajo Darurat Air Bersih, Polres Mabar Bagi Air Gratis

Aksi simpatik ini terjadi saat PAM setempat justru menjual air bersih ke masyarakat

Labuan Bajo, Floresa.co – Kota Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, Flores, akhir-akhir ini dilanda kekurangan air bersih akibat kemarau panjang.

Mirisnya, di tengah krisis air bersih ini, praktik penjualan air baik yang dilakukan oleh Perusahaan Air Minum (PAM) setempat maupun masyarakat umum marak terjadi.

BACA Juga: PAM Mabar Akui Jual Air ke Warga Labuan Bajo

Di tengah krisis air bersih ini, Kepolsian Resort Manggarai Barat, menggelar aksi bagi-bagi air secara gratis untuk masyarakat kota Labuan Bajo. Aksi simpatik ini dilakukan Senin (5/10/2015) di Desa Gorontalo, Desa Wae kesambi dan Kelurahan Wae Kelambu.

Kegiatan ini,seakan menjadi tamparan buat PAM Labuan Bajo yang justru mencari untung di tengah situasi krisis air ini dengan menjual air bersih kepada masyarkat dengan menggunakan mobil dinas.

BACA Juga: Penjual Air Bersih di Labuan Bajo Bayar Iuran ke PAM

Aksi bagi-bagi air bersih kepolisian ini dilakukan dengan menggunakan beberapa unit mobil watercannon milik Polres Mabar dibawah koordinasi Kepala Satuan Sabara, Mohamad Mor.

Kegiatan bagi-bagi air ini dimulai dari kelurahan Wae Kelambu, berlangsung hingga kampung Wae Mata, Desa Gorontalo.

Pantaan Floresa.co, anggota Polres Mabar, secara sigap membagi air kepada setiap jerigen dan tong milik warga yang sudah disiapkan sejak pagi di halaman rumah warga.

BACA Juga: Dua Pekan Terakhir, Marak Penjualan Air di Sekitar Labuan Bajo

Kasat Sabara, Mohamad Nur, Koordinator Lapangan (Korlap) pembagian air grtatis mengaku kegiatan ini menindaklanjuti program pembagian air gratis yang sudah berlangsung tahun lalu.”Hari ini kita bagi untuk dua desa, sedangkan besok berlanjut ke Kampung Ujung kelurahan Labuan Bajo,”ujarnya.

Setiap Kepala Desa, wajib mendampingi serta mengarahkan petugas untuk membagi air bagi warga-warga yang sangat kesulitan mendapatkan air.

Asbina, warga Wae Mata, Desa Gorontalo berterima kasih kepada kepolisian Manggarai Barat, karena telah meringankan penderitaan mereka yang kian hari bertambah.”Selama ini, kami beli air tangki dengan harga Rp 180 ribu satu tangki,”ujarnya.

Asbina mengatakan, selama ini, keluarganya membeli air tidak hanya untuk kebutuhan minum dan masak, tetapi juga untuk keperluan rumah tanggal lainnya.

“Mau cuci pakian saja, terpaksa harus beli air tangki, padahal sejak pipa yang dipasang di dekat rumah, tidak pernah mengeluarkan air,”katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mabar, Donatur Jehaur mengatakan situasi kesulitan air di Mabar sudah masuk kategori darurat. Karena itu membutuhkan penangan secara cepat.

Pihaknya sudah mengusulkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta, namun belum ada tanggapan.”Kita sudah kordinasikan dengan Pelaksana Tugas (Plt) Tini Thadeus, juga sudah mengirim proposal ke pusat,”ujarnya.

Usulan penanganan darurat tersebut, kata dia, berdasarkan kajian BPBD Mabar.”Kita sudah lakukan kajian, makanya membutuhkan penanganan darurat,”ujarnya.

Kepala BPBD NTT,yang juga Plt Bupati Mabar, Tini Thadeus dikonfirmasi melalui selulernya, tidak aktif. (Ferdinand Ambo/PTD/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA