Floresa.co – Pengerjaan drainase, bagian dari proyek dengan anggaraan lebih dari Rp22 miliar di Kabupaten Manggarai menggunakan materian dari puing bangunan, hal yang menurut Pejabat Pembuat Komitmen [PPK] sebagai ulah dari subkontaktor nakal.
Drainase itu adalah bagian dari proyek jalan hotmiks di wilayah Kecamatan Satar Mese. Drainase dibangun di pinggir jalan yang baru dikerjakan.
Warga di Kampung Purang Kilit, Desa Papang, salah satu titik proyek itu, yang menemukan penggunaan puing tersebut.
“Tembok drainase jalan hotmiks di kampung saya ini menggunakan material pecahan tembok dari tempat lain,” demikian menurut Yulianus Darman, warga kampung itu.
Ia mengirim beberapa foto puing itu kepada Floresa, Sabtu, 28 Oktober.
Romanus Menjo, warga lainnya membenarkan pengakuan Yulianus.
“Saya baru tahu proyek ini menggunakan material bekas pecahan tembok,” katanya.
Djibrael Tuka Rohi, PKK proyek itu mengakui adanya penggunaan puing itu. Informasi dari warga, katanya kepada Floresa, adalah benar.
“Subkontraktor yang nakal, main-main dengan mutu pekerjaan kami,” katanya.
Ia mengatakan telah mengambil langkah membongkar bagian yang menggunakan puing itu.
Menurut Ddjibrael, tidak semua pengerjaan drainase itu menggunakan “batu bekas pecahan tembok,” tetapi hanya sepanjang enam meter.
Zainal Arifin, kontraktor pelaksana PT. Genta Bangun Nusantara belum berhasil dikonfirmasi. Ia hanya membaca pesan Floresa, namun tidak membalasnya.
Sebelumnya warga Pulang Kilit juga sempat mempermasalahkan pengerjaan proyek ini karena membuang material bekas galian ke sawah mereka, termasuk batu-batu besar.
Hal itu membuat mereka menggelar unjuk rasa pada Rabu, 25 Oktober.
Keesokan harinya, kontraktor langsung menurunkan alat berat membersihkan sawah-sawah warga.