Floresa.co – Porles Manggarai Timur mengingkari janji soal pengungkapan pemilik akun Facebook anonim yang memicu polemik setelah bulan lalu sempat mengklaim bakal mengumumkannya “kurang dari satu minggu” lagi.
Hampir sebulan pasca janji tersebut, tidak ada perkembangan penanganan kasus akun Ruhga Boto itu.
Dihubungi pada 9 Juni, Kapolres Manggarai Timur, AKBP Suryanto berkata, “kasus ini masih dalam tahap penyelidikan.”
“Silakan ke penyidik di Polres. Untuk jelasnya, silahkan langsung ke Kasat Reskrim,” katanya kepada Floresa.
Sementara itu, Kasat Reskrim Iptu Ahmad Zacky Shodri merespons: “masih belum ada progres terbaru.”
Bulan lalu, Zacky sempat mengklaim pihaknya telah mengantongi indikasi awal pemilik akun dan hanya tinggal memastikan keterlibatannya secara hukum dan teknis.
“Kami minta waktu sedikit lagi. Dalam waktu kurang dari satu minggu, kami akan menggelar perkara untuk mengungkap secara terang siapa sosok di balik akun ini,” ujarnya pada 16 Mei.
Ia juga menyebut, penyelidikan dilakukan secara hati-hati, dengan melibatkan koordinasi intensif bersama para ahli komunikasi serta pakar Informasi dan Transaksi Elektronik, demi “memastikan keabsahan setiap bukti yang kami pegang.”
Ditanya soal janjinya itu bahwa pengungkapan sosok di balik akun itu kurang dari satu minggu, Zacky berkata pada 9 Juni: “Nanti kami share jika sudah ada progress.”
Ia mengklaim, pihaknya “serius” menangani kasus ini.
Jawaban Zacky serupa dengan pernyataannya pada 31 Mei saat dihubungi Floresa.
“Untuk materi penyidikan maupun penyelidikan masih belum bisa saya publish,” katanya kala itu.
Ia juga berkata, beberapa langkah telah dilakukan, termasuk gelar perkara, namun hasilnya “belum bisa dipublikasikan.”
Gelar perkara, katanya, “tidak selamanya menentukan penetapan tersangka.”
Picu Penganiayaan Sesama Jurnalis
Unggahan akun itu sempat memicu kasus penyerangan sesama jurnalis di Manggarai Timur pada Maret.
Andre Kornasen, jurnalis dari Floreseditorial.com menganiaya Firman Jaya, jurnalis Detiknet.id karena menudingnya sebagai pemilik akun Ruhga Boto.
Akun itu sempat memberi komentar pada salah satu unggahan akun Andre.
Jangan percaya pada Andre, tulis akun itu, disertai makian dalam Bahasa Manggarai dan tudingan bahwa ia mandul.
Akun itu juga mengklaim bahwa “kami di Manggarai Timur sudah tidak percaya lagi dengan Flores Editorial.”
Penganiayaan pada 31 Maret malam sekitar pukul 23.00 Wita itu membuat Firman melapor Andre ke polisi.
Andre juga ikut melapor akun Ruhga Boto.
Kasus penganiayaan itu kemudian berujung pada perdamaian dan Firman mencabut laporan.
Sementara Andre memilih meneruskan laporannya.
Diduga Milik Jurnalis
Teka-teki soal sosok di balik akun menyasar ke jurnalis di Manggarai Timur setelah Firman bersikeras mengaku bahwa ia bukan pemiliknya dan menyatakan dukungan pada pengusutan kasus ini.
Sumber Floresa menyebut pemiliknya diduga mengarah ke Nardi Jaya, jurnalis yang juga Ketua Aliansi Jurnalis Online atau AJO Manggarai Timur.
Nardi juga merupakan salah satu dari empat orang yang dilapor oleh Andre terkait akun itu.
Sumber tersebut mengatakan Nardi telah mengaku sebagai pemilik akun itu kepada Firman.
Setelahnya Firman menyampaikan hal itu kepada para jurnalis di Manggarai Timur.
Floresa mendapat informasi dari setidaknya tiga jurnalis yang mengaku mendengar langsung pernyataan Firman bahwa Nardi telah mengaku kepadanya.
“Firman sendiri yang cerita kepada kami. Ada sekitar lima wartawan yang mendengarkan langsung cerita Firman bahwa Nardi telah mengaku kepadanya,” kata sumber itu.
Sumber itu juga mengaku bahwa alamat email atau surat elektronik dan nomor ponsel yang terhubung dengan akun itu sudah dikantongi polisi.
“Pemilik nomor itu punya orang dekat Nardi,” menurut sumber itu.
Ketika dikonfirmasi Floresa pada 30 April, Firman mengaku “tidak pernah omong itu” kepada para jurnalis. Ditanyai terkait pernyataannya itu didengar langsung oleh lebih dari satu orang, Firman berkata “mereka (semua) salah.”
“Tinggal tulis saja soal kesaksian mereka seperti apa, saya punya kesaksian bagaimana,” katanya.
Nardi yang juga merupakan Pemimpin Redaksi Suaraburuh.com juga membantah tuduhan itu saat dikonfirmasi Floresa dan meminta agar persoalan akun ini “tidak dibesar-besarkan.”
Ia juga sempat memaki jurnalis Floresa usai mempublikasi berita yang memuat dugaan ia sebagai pemilik akun.
Nardi kemudian meminta maaf usai Floresa menerbitkan berita yang menyoroti makiannya dan mengklaim hal itu sebagai, “reaksi spontan.”
Editor: Ryan Dagur