Floresa.co – Nardi Jaya, seorang jurnalis di Kabupaten Manggarai Timur telah mengaku sebagai pemilik akun anonim Ruhga Boto, menurut pengakuan Andre Kornasen, rekan sesama jurnalis yang melapor akun Facebook itu ke polisi karena sejumlah unggahannya yang dianggap sebagai bentuk pencemaran nama baik.
Andre yang juga pemilik media Flores Editorial berkata, Nardi membuat pengakuan saat mendatangi rumahnya.
Nardi “mengaku secara langsung sebagai pemilik akun anonim Ruhga Boto” dan “meminta maaf,” katanya kepada Floresa.
Kendati memaafkan Nardi, Andre menolak mencabut laporan kasus ini yang sedang ditangani Polres Manggarai Timur.
“Saya tidak bisa serta-merta cabut laporan hanya karena dia datang minta maaf.”
Pengakuan dan permintaan maaf itu, kata Andre, disaksikan oleh tujuh wartawan yang datang bersama Nardi.
“Mereka datang secara resmi, menggunakan pakaian adat Towe Songke (sarung tradisional Manggarai).
Andre berkata, usai mendengar pengakuan Nardi, ia sempat memintanya membuat pengakuan yang direkam dengan video, yang kemudian ditolak Nardi.
“Saya ingin memiliki bukti konkret yang bisa saya tunjukkan kepada anak-anak suatu saat nanti, karena saya merasa unggahan di akun itu telah mencemarkan nama baik keluarga saya,” katanya.
Ia berkata, dalam unggahan akun itu, “istri saya dihina, bahkan anak-anak saya disebut sebagai anak haram.”
“Tidak ada jaminan bahwa unggahan itu akan hilang lima atau sepuluh tahun ke depan. Jadi, kalau suatu hari anak saya bertanya, saya bisa bilang: ‘Nana, ini orang yang buat akun Ruhga Boto, dia sudah minta maaf,’” katanya.
Menurutnya, permintaan maaf Nardi merupakan tanda pengakuan bersalah kepadanya, tetapi secara hukum kasus tersebut adalah urusan polisi.
Ia juga berkata, bukti berupa foto kedatangan Nardi ke rumahnya sudah diserahkan kepada penyidik di Polres Manggarai Timur, meski belum dalam bentuk laporan resmi.
“Harapan saya, kalau bukti-bukti yang ada sudah dianggap cukup, Polres Manggarai Timur dan Polda NTT bisa segera menaikkan status kasus ini dari penyelidikan ke penyidikan,” kata Andre.
Unggahan akun itu memicu aksi Andre menganiaya Firman Jaya, jurnalis Detiknet.id pada akhir Maret. Ia semula menduga Firman adalah pemilik akun itu.
Andre sempat ditahan di Polres Manggarai Timur sebelum Firman kemudian mencabut laporan.
Dikonfirmasi Floresa pada 14 Juni, Nardi Jaya membantah pernyataan Andre.
“Nanti saya bikin hak jawab untuk bantah pernyataan Andre,” katanya.
Ditanyai soal kedatangannya bersama sejumlah wartawan ke rumah Andre, ia menjelaskan, “itu hanya silaturahmi.”
Floresa mendapat informasi bahwa Iren Antus dan Iren Leleng adalah dua dari para wartawan yang menemani Nardi saat ke rumah Andre.
Iren Antus, jurnalis Terasnusa.com memilih tidak berkomentar soal kehadirannya.
“Saya tidak mau ikut campur, apalagi masalah ini sudah ditangani di Polres Manggarai,” katanya kepada Floresa.
“Saya dan teman-teman jurnalis percaya bahwa polisi akan bekerja secara profesional,” tambahnya.
Sementara itu, Iren Leleng jurnalis lainnya mengaku ikut saat pertemuan itu, namun tidak mengetahui secara pasti maksud kedatangan Nardi.
“Kalau soal itu, sebaiknya tanya ke Iren Antus saja. Kami waktu itu hanya ikut nimbrung,” katanya kepada Floresa.
“Kalau konteksnya Nardi mau minta maaf atau bagaimana, saya tidak tahu lebih jauh, karena yang menjadi juru bicara saat itu adalah Iren Antus,” tambah Iren.
Dikonfirmasi soal pernyataan Andre mengenai bukti foto kedatangan Nardi Jaya ke rumahnya yang disebut sudah diserahkan kepada penyidik Polres Manggarai Timur, Kasat Reskrim Iptu Ahmad Zacky Shodri, berkata “saya belum dapat informasi.”
“Nanti saya coba tanyakan (kepada penyidik),” katanya pada 16 Juni.
Sebelum peristiwa penganiayaan Firman Jaya pada 31 Maret, akun Ruhga Boto membuat beberapa unggahan yang menyerang Andre.
Dalam salah satu unggahan, akun itu menulis “Jangan percaya pada Andre,” disertai makian dalam bahasa daerah dan tudingan bahwa ia mandul.
Dalam unggahan lainnya, akun tersebut menyebut bahwa masyarakat Manggarai Timur sudah tidak lagi mempercayai media Floreseditorial.com.
Sebelumnya, Firman Jaya disebut pernah mengaku bahwa Nardi Jaya adalah pemilik akun tersebut. Pengakuan itu, menurut sejumlah jurnalis yang berbicara kepada Floresa disampaikan langsung oleh Firman di hadapan mereka.
“Firman sendiri yang cerita kepada kami. Ada sekitar lima wartawan yang mendengarkan langsung cerita Firman bahwa Nardi telah mengaku kepadanya,” kata salah satu dari tiga jurnalis yang dikonfirmasi Floresa.
Sumber itu juga menyebut bahwa alamat email dan nomor ponsel yang terhubung dengan akun tersebut telah dikantongi pihak kepolisian.
“Pemilik nomor itu punya orang dekat Nardi,” ujarnya.
Namun, Firman membantah bahwa ia pernah menyampaikan hal tersebut.
“Saya tidak pernah omong itu,” katanya kepada Floresa.
Ketika ditanya soal pernyataannya yang disebut didengar lebih dari satu orang, Firman menjawab, “mereka semua salah.”
Nardi Jaya sempat memaki jurnalis Floresa saat memuat laporan dugaan bahwa ia berada di balik akun itu.
Belakangan, ia menyampaikan permintaan maaf dan menyebut bahwa makiannya adalah bentuk “reaksi spontan.”
Sementara itu, hampir sebulan sejak berjanji bakal mengumumkan sosok di balik akun Ruhga Boto dalam waktu “kurang dari satu minggu,” Polres Manggarai Timur belum menunjukkan perkembangan berarti.
“Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan,” kata Kapolres AKBP Suryanto kepada Floresa pada 9 Juni.
Kasat Reskrim Iptu Ahmad Zacky Shodri juga mengakui belum ada progres terbaru.
Pada 16 Mei, Ahmad sempat menyatakan a sudah mengantongi indikasi awal dan tinggal memastikan keterlibatan secara teknis dan hukum pemilik akun itu.
“Kami minta waktu sedikit lagi. Kurang dari satu minggu kami akan gelar perkara untuk mengungkap secara terang siapa sosok di balik akun ini,” ujarnya kala itu.
Namun, saat kembali dikonfirmasi 9 Juni, ia hanya berkata, “nanti kami share jika sudah ada progress,” sambil menegaskan bahwa mereka tetap “serius” menangani kasus ini.
Editor: Ryan Dagur