Walbertus Wisang, Orang Dekat Johnny Plate yang Disebut-sebut Perantara Aliran Uang Korupsi BTS

Berasal dari Ruteng, Walbertus sudah lama menjadi staf Johnny Plate.

Floresa.co – Sementara proses sidang kasus korupsi proyek BTS 4G di Kementerian Informatika dan Komunikasi [Kominfo] terus bergulir, Walbertus Natalius Wisang menjadi salah satu nama yang disebut-sebut ikut terlibat, menjadi penghubung antara Johnny Gerard Plate dengan para terdakwa lainnya.

Walbertus, pria kelahiran Ruteng, 25 Desember 1982 itu telah beberapa kali disebut penyidik, juga dalam surat dakwaan. Ia juga sempat diperiksa oleh Kejaksaan Agung pada Februari.

Sidang kasus ini akan berlanjut pada Selasa, 11 Juli 2023, dengan agenda tanggapan Jaksa Penuntut Umum [JPU] atas eksepsi yang disampaikan para terdakwa dalam sidang pekan lalu, 4 Juli.

Berulang Kali Disebut

Dugaan keterlibatan Walbertus terungkap antara lain dalam surat dakwaan Anang Achmad Latif, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi [Bakti), badan layanan umum di bawah Kominfo yang mengerjakan proyek BTS 4G.

Dalam dakwaan itu, JPU mengungkapkan Anang memerintahkan Windi Purnama melalui Walbertus menyerahkan uang dalam bungkus kardus sebanyak tiga kali kepada Johnny.  Windi adalah orang kepercayaan Irwan Hermawan, Komisaris PT Solitech Media Synergy, salah satu terdakwa kasus ini.

Uang itu diberikan di rumah pribadi Johnny di Jalan Bango 1, Cilandak, Jakarta Selatan. Selain itu, uang juga diberikan sebanyak satu kali di ruang kerja Johnny di kantor Kominfo.

“Uang tersebut diserahkan oleh Walbertus Natalius Wisang kepada terdakwa Johnny Gerard Plate sebanyak tiga kali di ruang tamu rumah pribadi terdakwa Johnny Gerard Plate di Jalan Bango 1, Cilandak, Jakarta Selatan dan satu kali di ruang kerja terdakwa Johnny Gerard Plate di Kantor Kemkominfo,” demikian menurut dakwaan.

Nama Walbertus juga terungkap dalam salinan Berita Acara Pemeriksaan [BAP] Windi Purnama yang diperoleh Floresa.

Windi mengakui ia memang diminta oleh Irwan  untuk menjadi kurir yang mengantar sekaligus mengambil uang dari pihak-pihak yang diminta oleh Irwan.

Windi antara lain mengambil uang dari Bayu [PT Sarana Global Indonesia], Lalo Siahaan [PT JIG Nusantara Persada], Steven [PT Waradana Yusa Abadi], Winston/Tri [PT Surya Energi Indotama] dan anak buah Jemmy Sutjiawan [PT Fiberhome Technologies Indonesia].

Oleh Windi, uang dari sejumlah pihak tersebut kemudian diantarkan ke pihak-pihak yang diminta oleh Irwan, antara lain orang bernama Berto, panggilan untuk Walbertus.

“Ya, benar yang saya maksud Berto adalah orang seperti dalam gambar KTP atas nama Walbertus Natalius Wisang,” ujar Windi saat penyidik menunjuk foto KTP  Walbertus, sebagaimana tertulis dalam BAP.

Dalam BAP Windi, juga diuraikan hubungannya dengan Anang Achmad Latif dan Irwan. Ketiganya telah berteman sejak lama dan sering bertemu.

Khusus dengan Anang, Windi mengungkapkan bahwa keduanya sudah berteman sejak SMP, kemudian lanjut pada SMA hingga sama-sama berkuliah di Institut Teknologi Bandung.

Dalam kasus ini, sesuai dakwaan yang dibacakan JPU pada sidang 27 Juni, Johnny, politikus asal NTT itu menerima uang dan fasilitas sekitar Rp17,8 miliar.

Johnny dalam eksepsinya sudah membantah menerima aliran duit sebagaimana disampaikan JPU dalam dakwaan primer dan dakwaan subsider.

“Faktanya, terdakwa tidak pernah menerima uang maupun fasilitas yang didakwa oleh penuntut umum dan tidak pernah mengetahui adanya pemberian-pemberian uang tersebut,” ujar Achmad Cholidin, pengacara Johnny saat membacakan eksepsi.

Kedekatan Walbertus dengan Johnny

Walbertus merupakan orang dekat Johnny, eks Menteri Kominfo yang berasal dari Reo, Kabupaten Manggarai itu

Sejumlah sumber menyebutkan bahwa Walbertus sudah lama menjadi stafnya, bahkan sejak Johnny masih menjadi Ketua Umum Partai Kasih Demokrasi Indonesia [PKDI].

Setelah Johnny menjadi Sekjen Partai Nasdem dan anggota DPR RI, Walbertus juga menjadi staf Johnny.

Floresa sudah menghubungi pengacara Johnny, Achmad Cholidin pada Minggu 9 Juli untuk menanyakan hubungan Johnny dengan Walbertus. 

Namun, ia tidak menjawab pertanyaan yang diajukan melalui aplikasi WhatsApp, meskipun pesan tersebut sudah centang biru, tanda sudah terkirim dan dibaca.

Penelusuran Floresa di akun Linkedin atas nama Walberto Wisang mendeskripsikan ia merupakan tenaga ahli di Kominfo sejak Oktober 2019.

Sementara di akun media sosial Facebooknya, ia seringkali mengunggah sejumlah foto bersama Johnny dalam berbagai acara.

Proyek BTS 4G sebetulnya menargetkan 7.904 titik blank atau yang dianggap belum memiliki jaringan internet demi mewujudkan pemerataan akses internet untuk seluruh masyarakat Indonesia, terutama di wilayah tertinggal, seperti NTT. 

Namun, banyak infrastruktur proyek tersebut yang kemudian mubazir.

Sebuah laporan yang dirilis Floresa pada Januari mengungkap bagaimana warga di wilayah pedalaman Pulau Flores justru kesal dengan keberadaan menara pemancar BTS karena malah membuat mereka susah mengakses internet.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

TERKINI

BANYAK DIBACA

BACA JUGA