Labuan Bajo, Floresa.co – Pencopotan, AKPB Jules Abraham Abast dari jabatan sebagai Kepala Kepolisian Resort Manggarai Barat (Mabar) masih menyisahkan tanda tanya.
Kapolda NTT Brigjen Pol Endang Sunjaya memang sudah menegaskan mutasi Jules ke Polda NTT, tak terkait dengan pengusutan dugaan korupsi proyek jalan Lando-Noa di Kecamatan Macang Pacar.
BACA Juga: Kapolda NTT: Mutasi Jules Tak Terkait Lando-Noa
Sejak 14 September lalu, Jules yang kini menjadi Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda NTT, memang giat memanggil sejumlah saksi terkait proyek senilai Rp 4 miliar itu.
Penyidik Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Polres Mabar sebenarnya sudah mulai mencium aroma tak sedap dari proyek yang dikerjakan CV Sinar LemborIndah itu sejak 2014 lalu.
Pada bulan Mei 2015 lalu, penyidik mulai memanggil sejumlah saksi. Namun, saat itu masih adem-adem saja.
Penyelidikan dugaan korupsi dalam kasus ini baru menjadi heboh ketika penyidik Tipikor secara maraton memanggil sejumlah pejabat di lingkungan pemerintah Kabupaten Manggarai Barat sejak 14 September lalu. Hingga 29 September, tercatat sudah 21 orang yang dipanggil sebagai saksi, termasuk direktur CV Sinar Lembor Indah.
Penyelidikan dugaan korupsi dalam proyek ini menjadi kian heboh ketika ada beberapa saksi yang mengungkapkan adanya peran mantan Bupati Manggarai Barat, Agustinus Ch Dula dalam proyek ini.
BACA Juga:
Direktur CV Sinar Lembor Diperiksa, Peran Gusti Dula Makin Terang
Dula yang kini menjadi salah satu calon bupati dalam Pilkada Manggarai Barat, berperan dalam menerbitkan disposisi bencana alam sehingga proyek jalan tersebut ada. Ia juga disebut pernah menelepon langsung Direktur CV Sinar Lembor, Vincent, untuk mengerjakan proyek tersebut.
Atas dispososi bencana alam dari bupati, proyek tersebut pun dikerjakan tanpa melalui proses tender alias melalui penunjukan langsung.
Namun, di tengah keheboan penyelidikan kasus ini, tiba-tiba muncul kabar Kapolres Manggarai Barat AKBP Jules Abraham Abast dimutasi. Kabar itu pun menjadi kenyataan.
Tak heran di media sosial, muncul suara-suara yang mengkaitkan pencopotan Jules dengan pengusutan dugaan korupsi proyek Lando-Noa.
Kuat dugaan, pergeseran Abast ini diintervensi oleh tangan-tangan kuat yang memiliki pengaruh terhadap institusi kepolisian.
Usai dicopot dari Kapolres Mabar, Jules didatangi seorang tamu. Tamu tersebut adalah kakak kandung dari Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Beni Kabur Harman.
Informasi yang diperolah Floresa.co, kakak kandung Beni yang saat ini menjadi PNS di Manggarai Timur, mendatangi Jules. Ia datang membawa pesan khusus.
”Mohon Pak Kapolres, tidak menuding adik saya terlibat dalam pergeseran Bapak, seperti isu yang beredar di tengah masyarakat,” demikian pesan yang disampaikan itu berdasarkan cerita seorang sumber kepada Floresa.co yang mengetaui adanya pertemuan tersebut.
Kepala BLHD Kabupaten Manggarai Timur, Agus Kabur tak menampik adanya pertemuan antara diirnya dengan Jules. Walaupun, semuala saat dikonfirmasi Floresa.co, ia mencoba mengelak. ”Hae,tidak ada. Siapa yang kasitau?”tuturnya dalam dialek Manggarai ketika berbincang dengan Floresa.co melalui telepon.
Namun, Agus tak bisa mengelak terlalu lama. Ia mengakui adanya pertemuan itu. ”Tidak, hanya mau memberikan selamat saja untuk tugas yang baru,karena dia mau pindah,makanya saya mendatangi,”ujarnya.
Menurutnya, kedatanganya dari Manggarai Timur ke Labuan Bajo, hanya sebatas rasa simpati sebagai teman. ”Inikan teman toh,seingat saya dua minggu lalu saya mendatanginya untuk memberi semangat dalam menjalani tugas barunya,karena dia mau pindah toh.”
Ketika ditanya, apakah kehadirinya membawah pesan khusus untuk menepis isu keterlibatan kakaknya dalam proses mutasi Jules, ia membantah.
”Tidak ada,saya tidak omong itu. Karena diakan mau serah terima jabatan baru toh,itu saja tidak ada yang lain,”ujar Agus.
Tak lama setelah menutup telepon, Agus mengirim pesan singkat. ”Nana,tidak ada urusan lain. Hanya silahturahmi perpisahan,”tulisnya.
Kamis 1 Oktober siang, Jules Abraham Abas resmi meninggalkan Manggarai Barat. Ada isak tangis dari rekan-rekannya di Polres Mabar, saat ia dan keluarganya terbang ke Kupang, medan tugasnya yang baru.
Perpindahannya juga menyisahkan tanda tanya, apakah ini mutasi biasa? Atau ada tangan-tangan tertentu yang mengintervensi? Wallahualam.
Yang pasti, bila pergantiannya membuat pengusutan dugaan korupsi Lando-Noa menguap, maka akan banyak orang yang menangisi perpindahan Jules. Orang-orang yang merindukan penegakan hukum, niscaya akan meneteskan air mata. (Ferdinand Ambo/PTD/Floresa)