Sastrawan asal NTT, Gerson Poyk Mangkat

Baca Juga

Floresa.co – Sastrawan sekaligus mantan wartawan Gerson Gubertus Poyk atau akrab dengan sebutan Gerson Poyk mangkat.

Pria kelahiran Namodale, Rote 16 Juni 1931 ini tutup usia pada Jumat, 24 Februari 2017 di Rumah Sakit Hermina Depok, Jawa Barat.

Informasi yang diperoleh Floresa.co, jenazah disemayamkan di Jalan Pemuda No 100 Pancoran Mas, Depok, Jawa Barat.

Rencananya, jenazah akan diberangkatkan pada Sabtu esok ke Kupang untuk dimakamkan.

Selama sebulan terakhir ini, Gerson yang menghabiskan masa kecil di Ruteng-Manggarai ini dirawat di RS Hermina Depok.

Sekilas Tentang Gerson

Dikutip dari informasi yang beredar di media sosial, Gerson Pyok lahir di Namodele, Pulau Rote 16 Juni 1931. Pendidikan terakhir: SGA Keri sten Surabaya (tamat 1956). Pernah menjadi guru SMP dan SGA di Ternate (1956-1958) dan di Bima, Sumbawa (1958), dan terakhir wartawan Sinar Harapan (1962-1970).

Tahun 1970/1971, ia mengikuti Internasional Writing Program di Universitas Iowa , Iowa City, AS, dan tahun 1982 mengikuti seminar sastra di India.

Cerpennya, “Mutiara di Tengah Sawah’ mendapat Hadiah Hiburan Sastra tahun 1961, dan cerpennya yang lain, “Oleng-Kemoleng”, mendapat pujian dari redaksi majalah Horison untuk cerpennya yang dimuat di majalah itu tahun 1968.

Karyanya yang berupa novel adalah Hari-Hari Pertama (1968), Sang Guru (1971), Cumbuan Sabana (1979), Giring-Giring (1982).

Karya kumpulan cerpennya adalah Matias Akankari (1975), Oleng-Kemoleng & Surat-Surat Cinta Rajagukguk (1975), Nostalgia Nusatenggara (1976), Jerat (1978), Di Bawah Matahari Bali (1982), Mutiara di Tengah Sawah (1984), Impian Nyoman Sulastri dan Hanibal (1988), dan Poli Woli (1988).

Tahun 1985 dan 1986 Gerson Poyk menerima Hadiah Adinegoro. Ia pernah menerima Hadiah Sastra ASEAN pada tahun 1989. (Peter/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini