ReportasePeristiwa20 Tahun Jadi Jurnalis, Apa yang Mendorong Frans Anggal Maju di Pilkada Matim?

20 Tahun Jadi Jurnalis, Apa yang Mendorong Frans Anggal Maju di Pilkada Matim?

Borong, Floresa.co – Frans Anggal menjadi salah satu bakal calon wakil bupati Kabupaten Manggarai Timur, NTT, dalam pemilihan kepala daerah serentak tahun 2018.

Pria kelahiran Mukun 15 April 1963 ini menjadi pasangan dari Bonefasius Uha yang maju sebagai calon bupati. Bone Uha berasal dari kecamatan Sambi Rampas yang merupakan pemekaran dari Kecamatan Elar.

“Kami pake jalur independen. Sekarang sedang berproses pengumpulan KTP Elektronik,”ujar Frans kepada Floresa.co, Selasa 16 Mei 2017.

Saat ini kata dia sudah terkumpul lebih dari 50 persen foto copy KTP pemilih dari yang dibutuhkan sekitar 18.000. Namun, untuk lebih aman pasangan ini menargetkan akan mengumpulkan 20.000 sampai 30.000 foto copy KTP.

Banting Setir dari Jurnalis

Frans Anggal adalah seorang jurnalis senior di Flores. Karir profesionalnya di dunia pers dimulai tahun 1997 di DIAN, surat kabar milik SVD yang berbasis di Ende.

Sebelum menjadi jurnalis, Frans Anggal menjadi pengajar. Dua tahun yaitu 1987-1989, ia mengajar di Seminari Kisol sebagai frater yang menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP).

Setelah TOP, ia tidak melanjutkan cita-citanya menjadi imam projo. Ia kemudian melamar sebagi guru di SMA St Thomas Aquinas Ruteng. Ia mengampuh mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Jerman.

Selama menjadi guru di Aquinas, Frans mengaku sering menulis artikel di DIAN, sekaligus menjadi kontributor surat kabar tersebut.

Karena kemampaunnya di bidang menulis, pemimpin DIAN saat itu Pastor Jhon Dami Mukese menwarkannya untuk bergabung di DIAN.

“Akhirnya tahun 1997 saya ke Ende. Bekerja pada DIAN,”ujarnya.

Di DIAN, Frans Anggal pernah menjadi redaktur naskah. Ia mengedit aspek kebahasaaan setip naskah yang hendak dicetak. Ia juga bertugas menyelaraskan gaya bahasa setiap tulisan agar seragam.

Tahun 1999, SVD kemudian mendirikan Flores Pos. Frans termasuk di dalamnya sebagai generasi perintis.

Di Flores Pos, ia pernah menjadi redaktur dan redaktur pelaksana. Kemudian tahun 2006, ia menjadi pemimpin redaksi. Jabatan puncak itu diembannya selama lima tahun.

“Saya satu-satunya awam yang pernah memimin Flores Pos,”ujarnya.

Frans melepas profesi jurnalisnya sejak Januari 2017 atau tepat 20 tahun sejak ia bergabung di DIAN tahun 1997. Ia mengajukan pensiun dini karena ingin fokus mempersiapkan diri bertarung merebut posisi Manggarai Timur Satu.

Apa Motivasi Berlaga di Pilkada Matim?

Frans mengaku sebenarnya sejak pilkada Manggarai Timur pertama tahun 2007, sudah ada orang yang menawarkannya untuk maju sebagai calon. Namun saat itu dirinya mengaku belum siap.

“20 tahun kita menulis untuk mempengaruhi para pengambil kebijakan supaya keputusan mereka berpihak pada rakyat. Tetapi kemudian saya merasa, menulis saja tidak cukup. Kalau memang ada peluang untuk merebut palu, kenapa tidak?”ujarnya ketika ditanya soal motivasi maju di pilkada Manggarai Timur. (PET/Floresa)

Catatan redaksi: Berita ini telah diralat. Frans Anggal sebelumnya disebutkan sebagai calon bupati. Dia sebenarnya bakal calon wakil, sedangkan bakal calon bupati adalah Bone Uha. Mohon maaf atas kekeliruan ini.

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA