Floresa.co – Dua kecelakaan kapal wisata terjadi dalam sehari di perairan Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo akibat diterjang ombak tinggi dan arus kuat, hal yang memicu otoritas mengeluarkan peringatan agar waspada.
Kondisi kapal yang kurang baik juga disebut jadi pemicu kecelakaan pada 22 Juni itu.
Kecelakaan yang menimpa Kapal Motor [KM] Budi Utama dan KM Hancur Karena Hobi 02 terjadi di selatan perairan sekitar Pulau Padar, destinasi wisata primadona di kawasan Taman Nasional Komodo.
KM Budi Utama yang mengangkut 15 penumpang dan tujuh awak kapal saat mengalami kecelakaan sekitar pukul 07:00 Wita.
“Kapal tersebut diterjang ombak tinggi serta arus kuat,” ujar Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan [KSOP] Kelas III Labuan Bajo, Stephanus Risdiyanto.
Ia berkata, kapal itu juga “mengalami gangguan pada pompa kuras air laut sehingga menyebabkan kapal miring dan tenggelam.”
Meski ada bagian kapal yang tak berfungsi dengan baik, menurut Stephanus , KM Budi Utama dinyatakan memenuhi syarat untuk berlayar.
“Kapal wisata tersebut sudah ada izin, dan layak,” ujarnya.
Terpisah, Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Maumere, Supriyanto Ridwan berkata, tak ada korban jiwa dalam kecelakaan KM Budi Utama ini.
Meski demikian, kata dia, “dua di antara 22 korban yang merupakan wisatawan asal Spanyol mengalami luka sehingga harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.”
Kapal wisata lain yang sedang melintas di sekitar tempat kejadian, jelas Supriyanto, membantu proses evakuasi korban ke tempat yang aman.
Tim pencarian dan penyelamatan dari Basarnas yang tiba di lokasi sekitar pukul 10:45 Wita mengevakuasi para korban ke Pelabuhan Marina, Labuan Bajo.
Selang tiga jam kemudian, sekitar pukul 10.30 Wita, di sekitar lokasi yang sama, kapal wisata KM Hancur Karena Hobi 02 juga mengalami masalah.
Kapal wisata yang mengangkut 13 penumpang tersebut diterjang ombak tinggi dan arus kuat sehingga tak bisa melaju, hanya terombang-ambing.
Stephanus Risdiyanto dari KSOP Labuan Bajo berkata, KM Hancur Karena Hobi 02 “sulit untuk bermanuver di tengah arus dan gelombang di Pulau Padar yang memang lagi deras.”
Sementara Supriyanto Ridwan dari Basarnas berkata, dalam insiden kedua ini, juga tak ada korban jiwa.
Seluruh penumpang berhasil dievakusi tim SAR ke Pelabuhan Marina Labuan Bajo sekitar pukul 15.00 Wita dan kembali ke penginapan masing-masing, katanya.
Kapten kapal dan pemadu wisata yang mengalami luka dibawa ke Rumah Sakit Siloam, tambah Stephanus.
Waspadai Cuaca
Pasca dua insiden ini, KSOP Kelas III Labuan Bajo mengeluarkan surat pemberitahuan kepada pengelola kapal untuk mewaspadai cuaca buruk di sekitar perairan Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo.
“Diharapkan untuk kapal-kapal yang berlayar memperhatikan cuaca melalui peta maritim sebelum keberangkatan kapal,” tulis KSOP Kelas III Labuan Bajo.
KSOP juga mengimbau kepada kapal-kapal lain untuk saling memberitahukan informasi jika mengetahui adanya bahaya terkait cuaca di lokasi.
“Kepada kapal-kapal agar tetap berhati-hati dan memperhatikan cuaca terutama di Selatan Perairan Padar,” tulis KSOP.
Imbaun serupa juga disampaikan Basarnas.
“Apabila angin kencang dan gelombang tinggi, sebaiknya tunda perjalanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Kepala Kantor Basarnas Maumere, Supriyanto Ridwan.
Dua kecelakaan ini masuk daftar kapal keempat dan kelima yang mengalami kecelakaan di Taman Nasional Komodo selama tahun ini.
Pada 4 Januari, kapal KM Alfatharan menabrak karang di perairan Nanga Bide, Tanjung Batu Putih. Kapal dengan bobot 63 Gross Tonnage (GT) itu mengangkut enam penumpang – lima wisatawan asing asal Belanda dan satu pemandu wisata.
Pada 3 Februari, kapala wisata Carpediem mengalami kebakaran di perairan antara Pulau Siba dan Pulau Mawan, diduga terjadi karena hubungan arus pendek listrik pada kabin bawah sebelah kanan di bagian belakang kapal. Kapal Carpediem yang mengangkut dua turis asal Kanada dan empat kru kapal itu tidak mengantongi clearance out.
Pada 2 Mei kapal wisata Sea Safari VII terbakar di perairan antara Pulau Penga dan Pulau Mawan, Labuan Bajo. Kapal tersebut mengakut 29 penumpang.
Edior: Petrus Dabu