Keberadan universitas di Manggarai Timur, menurut Tote penting untuk mendekatkan pelayanan pendidikan tinggi bagi masyarakatnya.
“Permintaan sangat banyak kami di daerah baru ini, tetapi cukup ini saja permintaan kami, nanti bapak Kapolda lupa lagi kalau banyak permintaan”,ujar Tote berguyon.
Kapolda NTT, Brigjen Polisi E.Widiyo Sunaryo, dalam sambuatanya mengatakan, dirinya akan berusaha dan memperjuangkan ke Mabes Polri aspirasi pembangunan Polres Manggarai Timur.
Menurut Kapolda, Manggarai Timur dari sisi pertumbuhan ekonomi Manggarai Timur sudah cukup tinggi. Secara nasional, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 4%, sedangkan untuk NTT secara keseluruhan sebesar 5%. Dan Manggarai Timur sendiri, pertumbuhan ekonominya sebesar 6%.
Selain ekonomi yang menggeliat, Pemerintah Daerah juga telah menyediahkan lahan untuk pembangunan Polres tersebut.
Kapolda Sunaryo mengakui pembentukan Polres Manggarai Timur ini sudah laa diwacanakan. Namun, belum bisa terealisasi karena terkendala anggaran dan membutuhkan adanya personil yang banyak.
“Memang sudah lama diwacanakan tetapi keuangan negara belum cukup untuk bangun Polres. Selain itu, Personil juga masih kurang,”ujarnya.
Ia mengungkapkan, selain Manggarai Timur, masih ada sejumlah kabupaten lainnya di NTT yang belum memiliki Polres sendiri, seperti Sabu Rai Jua yang masih nebeng dengan Polres Kupang. Kemudian, Kabupaten Malaka masih bergabung dengan Polres Atambua, dan Polres Sumba Barat masih membawai kabupaten Sumba Tengah dan kabupaten Sumba Barat Daya. “Jadi, saya akan usahakan bangun Polres ini”,katanya.
Lebih lanjut Kapolda Sunaryo juga meminta kepada pihak kepolisian dari Polres Manggarai, pemerintah dan masyarakat agar mencegah kasus trafficking atau perdagangan manusia di Manggarai Timur.
Selain itu juga terorisme dan organisasi masyarakat Gafatar. “Jika ada tanda-tanda yang mecurigaikan segera melaporkan kepada pihak kepolisian supaya bisa mencegahnya secara dini,”ujarnya.(Gerasimos Satria/PTD/Floresa)