Kisol, Floresa.co – Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional, siswa SMA Seminari Pius XII Kisol (Sanpio), Manggarai Timur dan SMA Negeri 1 Ruteng, Manggarai bekerja sama mempresentasikan karya ilmiah mereka dalam sebuah seminar.
Seminar ini digelar di Sanpio, Senin, 2 Mei 2016 dan dihadiri masyarakat setempat dan undangan dari sekolah lain yaitu SMAN 6 Kota Komba, SMAN 2 Borong dan SMAK Fransiskus Xaverius Ruteng.
Kelas XI Sains SMA Sanpio memaparkan makalah dengan judul “Kebiasan Menyikat Gigi dan Pola Konsumsi sebagai Pendukung Terjadinya Karies Gigi pada Siswa SMP Seminari Pius XII Kisol”. Hadir sebagai penanggap adalah drg. Bartolomeus Hermopan.
Para pemakalah menyajikan materi tentang penyebab munculnya karies gigi pada siswa SMP Sanpio, di mana menurut mereka karies gigi muncul karena kesalahan menggosok gigi. Selain itu, penyebab kerusakan gigi muncul karena pola konsumsi yang kurang baik. Kandungan gula yang tinggi di dalam makanan dapat menyebabkan munculnya karies pada gigi.
“Para siswa diharapkan mampu mengimbangi pola makanan dan kesehatan gigi secara teratur,” kata drg Bartolomeus. “Saya mengapresiasi para siswa kelas XI IPA yang berani mengangkat masalah gigi yang dialami sehingga di kemudian hari para siswa mulai memperhatikan kebaikan giginya,” lanjutnya.
Tim pemakalah dari SMAN 1 Ruteng menyajikan materi dengan judul The Dynamics of Ujian Nasional (UN). Materi ini berisi tentang sejarah dan perkembangan UN yang terjadi di Indonesia.
UN, menurut mereka, pada dasarnya merupakan upaya untuk mencerdaskan para siswa dalam menguasai materi. Para siswa yang menyiapkan diri untuk UN harus mementingkan proses belajar yang efektif. Proses belajar, jelas mereka, sangat menentukan bagaimana siswa mampu memahami dan mengerti materi pelajaran yang akan diujikan. Proses adalah hal yang utama. Apapun hasil belajar yang diterima bergantung pada proses yang dialami oleh siswa.
Selanjutnya, tim pemakalah dari rumpun Bahasa Kelas XI SMA Sanpio memaparkan hasil penelitiannya dengan judul “The Important and The Strategy of Public Speaking”.
Para siswa membeberkan cara-cara menjadi pribadi yang mampu berbicara di depan umum. Berbicara di depan umum merupakan bagian dari usaha pembentukan dan perkembangan karakter seseorang.
Dalam makalah mereka, disajikan 5 fungsi public speaking yaitu membangun konsep diri, membangun eksistensi diri, mendapatkan kebahagiaan, merawat kelangsungan hidup dan menghindari ketegangan.
Public speaking dapat dilatih dalam banyak hal yaitu pidato, diskusi, wawancara, dan debat. Strategi dari public speaking yaitu mengetahui pendengar, memahami materi apa yang ingin disampaikan, memahami bagian-bagian kecil, mempersiapkan fisik dan mental.
Tim IPS dari kelas XI SMA Sanpio menyajikan makalah dengan judul “Sejarah, Proses, dan Dampak Inu Wae Mbana”.
Mereka meneliti budaya Inu Wae Mbana di budaya Rongga Kelurahan Tanah Rata, Kisol.
Seperti halnya pesta sekolah dalam kebiasaan di berbagai tempat di Manggarai, Inu Wae Mbana bertujuan untuk membiayai seseorang dalam berpendidikan.
Selain itu, dalam praktiknya Inu Wae Mbana bukan hanya berperan dari segi finansial tetapi juga dari segi psikologis. Hal tersebut merupakan kontribusi Inu Wae Mbana terhadap masyarakat yang ingin bersekolah.
Penyelenggaraan Inu Wae Mbana tampaknya telah meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan di wilayah ini, sehingga jarang para pemuda yang menganggur atau tidak meneruskan pendidikan.
Mereka yang tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi umumnya terjadi karena putus sekolah ketika di tingkat sekolah menengah, sehingga kebanyakan dari mereka kemudian memilih bekerja. (Kontributor Fr Oriol Dambuk/ARL/Floresa)