Floresa.co – Anggaran untuk sektor pendidikan di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) naik drastis dari Rp 156,278 miliar pada tahun lalu menjadi Rp 959 miliar untuk tahun ini.
Anggaran tersebut, kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Muhadjir Effendy dalam kunjungan ke Kupang, Senin, 8 Januari 2017, sebagian besar dialokasikan untuk pembangunan unit sekolah baru, mulai dari pendidikan anak usia dini, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah kejuruan, sekolah menengah atas dan sekolah luar biasa.
Ia menjelaskan bantuan pendidikan ini berbentuk swakelola dan akan diserahkan langsung kepada kepala sekolah bersama komite sekolah.
Untuk pembangunan unit sekolah baru, jelasnya, juga akan melibatkan SMK setempat yang memiliki jurusan konstruksi, serta perguruan tinggi yang memiliki jurusan arsitektur dan sipil.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Didik Suhardi menambahkan, wilayah Indonesia timur, termasuk NTT yang mutu pendidikannya menempati rangking ketiga terbawah secara nasional menjadi prioritas sejak beberapa tahun yang lalu.
Dana hampir satu triliun itu kata dia, “untuk mengejar kualitas pendidikan di NTT agar setara dengan di Jawa dan beberapa kepulauan.”
Selain membangun unit sekolah baru, tambah Menteri Muhadjir, anggaran pendidikan tersebut juga akan digunakan untuk meningkatkan kualitas dan kompetensi guru, berupa pelatihan, lokakarya, dan lain sebagainya.
Hal ini karena hasil ujian nasional (UN) di NTT masih di bawah rerata nasional walaupun tingkat kejujuran dan integritasnya bagus.
“Tingkat integritas saat ini sudah tak lagi relevan setelah ujian menggunakan komputer. Jadi, kami akan prioritaskan sarana dan peralatan komputer agar sekolah di NTT melaksanakan ujian dengan komputer semakin bertambah,” ujar seperti dikutip Harian Kompas.
Langkah Kemendikbud ini diambil setelah beberapa waktu lalu sempat heboh protes banyak pihak terhadap Menteri Muhadjir, terkait pernyataan yang dianggap cuci tangan terhadap situasi pendidikan di NTT.
ARL/Floresa