Romo Frans Amanue Pr: Konsisten Sebagai Pencari Kebenaran

Baca Juga

Dari tahun 1996 hingga 2004, ia menjadi ketua Komisi Keadilan dan Perdamaian Keuskupan  Larantuka.

Uskup Larantuka Mgr Fransiskus Kopong Kung mengenang Romo Franssebagai pembela bagi orang miskin dan bagi keadilan sosial.

“Memang, apa yang telah ia lakukan adalah untuk kebaikan rakyat, bukan untuk keuntungan pribadi atau mencari popularitas,” katanya.

“Bahkan selama pensiun, ia tetap memberikan advokasi untuk hak-hak rakyat,” kata Uskup Kung.

Paulus Wadu, anak dari Laurensius Wadu mengatakan, ketika ditemukan tewas, Romo Frans menyatakan ikut berjuang menemukan penyebab kematian itu.

“Kami kagum. Kami tidak meminta bantuan, tetapi ia menawarkan bantuan,” kata Paulus Wadu.

Mereka yang mengenal Romo Frans mengingat dia sebagai seorang pembela HAM tanpa rasa takut.

Philipus Bediona, anggota DPRD Kabupaten Lembata yang juga ikut berjuang bersama Romo Frans mengadvokasi beberapa kasus di Lembata mengatakan, ia sangat kehilangan dengan kepergian imam itu.

“Ketika kasus kematian Laurens Wadu, engkau hadir sebagai imam di tengah keluarga berduka dan berjuang bersama masyarakat pencari kebenaran dan keadilan,” katanya.

Philipus juga menyinggung perhatian Romo Frans saat dirinya bersama anggota DPRD lain ditahan polisi.

“Ketika kami berdua (bersama) Feri Koban ditahan di Polres Lembata, menjalani masa persidangan hingga mendekati 9 bulan, engkau juga selalu hadir pada momen di mana kehadiranmu terasa begitu berarti,” katanya.

Philipus menambahkan, “pastoralmu, pastoral kebenaran dan keadilan. Terima kasihku untukmu. Selamat jalan Tuan. Engkau keras dalam prinsip, tapi lembut dan penuh pengertian dalam cara.” (Ucanews.com/Katoliknews.com/ARL/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini