ReportasePeristiwaUpaya Pencaplokan Tanah Kembali Terjadi di Perbatasan Matim dan Ngada

Upaya Pencaplokan Tanah Kembali Terjadi di Perbatasan Matim dan Ngada

Selain itu, di dataran Wae Nterong juga sudah disiapkan tanah untuk pembangunan Masjid kurang lebih 2 hektar.

Menurutnya tanah yang sedang direbut oleh warga Sambi Nasi Barat tersebut termasuk milik pemerintah kabupaten Matim seluas 40 hektar.

“Lahan yang disengketakan tersebut ke depan rencananya akan dialiri air dari irigasi Bawe-Buntal yang saat ini sudah sampai di dataran Bensur. Dan, kurang lebih 2,5 km lagi sampai di dataran Wae Nterong yang saat ini sedang disengketakan,” aku Gaspar.

Senin kemarin itu, menurut Gaspar, salah seorang warga dari Kampung Marotauk, Desa Sambi Nasi Barat, Wahidin Sante (28),secara tegas mengancamnya saat bertemu di dataran Wae Ntereng.

”Jumlah warga Bawe tidak ada apa-apanya dan kalau kami hari ini pun, kami bisa bantai semua dan bakar rumah-rumahnya,” kata Gaspar meniru pernyataan Wahidin. (Ardy Abba/PTD/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA