Jakarta, Floresa.co – Memperingati kemerdekaan republik Indonesia ke-72, sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) Katolik tegaskan komitmen bersama untuk menjaga Pancasila tetap sebagai ideologi dan falsafah bangsa dan negara.
Ormas-ormas itu antara lain, Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) diwakili Hargo Mandirahardjo, dari Pemuda Katolik diwakili Karolin Margaret Natasa dan Christopher Nugroho serta dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Indonesia (PMKRI) diwakili Agelo Wake Kako.
Sementara itu dari Pengurus Pusat Wanita Katolik Republik Indonesia diwakili sekjen Sri Hari Lestari dan dari Forum Masyarakat Katolik Indonesia diwakili sekjen Veronika Wiwiek Sulistyo.
Menurut ormas-ormas ini, komitmen bersama itu lahir lantaran akhir-akhir ini negara dinilai pincang berhadapan dengan situasi sosial-politik yang tidak kondusif. Di satu sisi, ingin berlari kencang untuk mengimbangi perkembangan global. Namun di sisi lain, ada kelompok yang berusaha menyerang.
“Serangan itu datang dari masyarakatnya sendiri yang membentuk organisasi untuk melumpuhkan Pancasila yang sudah 72 tahun digenggam sebagai filsafat hidup bersama,” demikian bunyi pernyataan ormas-ormas itu.
Mereka juga mengakui masalah seperti korupsi, penyalahgunan narkoba, terorisme, intoleransi, konflik horisontal dan kemiskinan yang sampai kini belum juga teratasi.
“Pemerintah seakan juga mengalami kegalauan untuk mengurai keluar dari benang kusut aneka permasalahan tersebut,” demikian ditegaskan.
Maka, ormas-ormas tersebut berusaha tetap merawat komitmen menjaga keutuhan bangsa dan negara.
“Pancasila tak akan berbunyi bila hanya menjadi mantra tanpa diaplikasikan dalam kehidupan konkrit sehari-hari dalam spirit berkebangsaan,” tegas mereka.
Komitmen ormas-ormas ini bukan sekadar wacana, sebelumnya, bersama Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) digelar Konferensi Nasional Umat Katolik Indonesia bertajuk Revitalisasi Pancasila.
Konferensi itu bertujuan, tegas mereka, untuk menginisiasi kesadaran kolektif bangsa Indonesia bahwa Pancasila dan keadilan sosial harus kembali menjadi acuan dalam pembangunan bangsa.
“Ulang tahun ke-72 NKRI layak dimaknai sebagai momen reflektif dimana semua elemen masyarakat kembali merenungkan jejak sejarah yang telah mengikat kita untuk hidup bersama sebagai sebuah negara bangsa,” jelas mereka.
Sementara itu, pemerintah sebagai penentu kebijakan, tegas mereka, perlu sadar bahwa ulang tahun ke-72 merupakan kesempatan untuk bersyukur sekaligus bertanya arah perjalanan bangsa.
Maka, dalam suasana kegembiran ulang tahun ini, sebagai satu bangsa, ormas-ormas itu mengajak agar seluruh elemen bangsa melayangkan pandangan ke depan sambil memetakan kembali mimpi para pendiri bangsa ini. Sehingga tidak gagap dan salah arah dalam memaknai ke-Indonesiaan.
“Pancasila yang oleh Bung Karno digali dari nilai-nilai dan budaya bangsa Indonesia mesti kembali mendapat tempat utama dan prioritas kehidupan berbangsa dan bernegara.”
“Karena itu, untuk menjaga semangat persatuan dan kesatuan, mari kita amalkan Pancasila untuk Indonesia yang adil dan sejahtera,” tegas mereka. (ARJ/Floresa)