Labuan Bajo, Floresa.co – Charles, anak tukang bangunan korban gigitan komodo Yos Asak di pulau Rinca pada, Kamis 30 November mengaku kesulitan membiayai pengobatan sang ayah yang hingga kini tengah dirawat di rumah sakit Siloam, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.
Ia pun berharap, kontraktor yang mempekerjakan ayahnya itu berkenan membantu.
“Saya berharap kontraktor bertanggung jawab terhadap peristiwa ini. Sebab kita tidak memiliki apa-apa demi membiayai perawatan ini,” ujar Charles kepada Floresa.co, 1 Desember 2017.
Senada dengan Charles, Urbanus Sius, Pejabat Pembuat komitmen (PPK) juga meminta kontraktor bertanggung jawab. “Terkait biaya perawatan korban dan keselamatan karyawan sudah menjadi tanggung jawab kontraktor,” ujarnya.
Pasalnya, kata Sius, sebelum proyek dikerjakan, pihak Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) sudah membuat kesepakatan dengan kontraktor.
“Sejak awal kita sudah sampaikan kondisi yang terjadi di kawasan, dan kontraktor saat itu menyanggupi dari segi kenyamanan para tukang (pekerja).”
“Sejak awal kita (juga) sudah sampaikan ke kontraktor, kalu tidak menyanggupi, mendingan tidak usah. (Waktu itu mereka menyanggupi,” katanya.
Baca: Breaking News: Lagi, Komodo Gigit Manusia
Menurutnya, saat kejadian, petugas di pulau Rinca sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.
“Bicara pengamanan petugas di sana, ada kegiatan semua. Dan untuk keamanan, kami serahkan semua ke kontraktor,” lanjutnya.
Sementara Kepala BTNK Sudiyono mengaku BPJS yang menanggung biaya perawatan korban. Ia juga mengaku belum secara pasti mengetahui kejadiannya karena masih berada di luar kota dan kemungkinan akan kembali ke Labuan Bajo dalam beberapa hari mendatang.
“Ada BPJS, informasinya begitu. Mungkin (hari) minggu baru ada di Labuan Bajo,” katanya.
Tidak Ada Pendampingan
Stanis Jeharum, rekan kerja korban yang secara langsung melihat kejadian mengaku tidak ada pendampingan khusus kepada mereka (pekerja), baik dari pihak keamanan maupun petugas yang dipercayakan kontraktor.
“Memang kita selalu dihimbau hati-hati. Ya bagaimana kita bisa pegang pawang, sementara tangan harus bekerja,” ujarnya.
Saat kejadian, tuturnya, pulau Rinca diguyur hujan. Bersama korban, ia tengah berada dalam ruang bangunan yang tengah diperbaiki.
“Pas toleh, teman saya langsung teriak, oe…, ada komodo. Mungkin kaget, lalu komodo itu langsung gigit,” tuturnya.
“Untung saja salah satu teman (lain) siaga dan menarik ekor komodo. Sedangkan salah satu tangan korban memukul komodo yang sedang mengigit tangan sebelah dan kaki (korban),” jelasnya.
Sesaat setelah kejadian, Yosep langsung dibawa ke rumah sakit Siloam di Labuan Bajo. Kini, menurut Charles, sang ayah sudah bisa berkomunikasi. Namun, tetap saja, harapan agar sang ayah cepat pulih sangat bergantung pada kondisi keuangan.
“Dia (ayah) datang kerja ke pulau Rinca, demi membiayai saya dan tiga orang adik saya yang sama-sama masih sekolah,” ungkap Charles. (Ferdinand Ambo/ARJ/Floresa).