Borong, Floresa.co – Ruas jalan yang menghubungkan Desa Bangkamasa, Sanolokom, dan Rondowoing, Kecamatan Rana Mese, kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kini kondisinya rusak parah.
Jalur ini pengerjaan telfornya pada tahun 2005 dan dilanjutkan dengan pengerjaan lapen pada tahun 2008 lalu. Namun saat ini ruas jalan yang panjangnya 9 kilometer ini ditemukan dalam kondisi rusak parah.
“Belum 1 tahun lamanya pasca pengerjaan lapen, jalur ini ditumbuhi rumput-rumput yang hingga kini hampir tidak ada bekas-bekas aspalnya,” tutur Rikus, warga asal Ramah, Desa Bangkamasa kepada wartawan beberapa waktu lalu.
Rikus menjelaskan aspal dijalur ini sudah pecah dan lubang-lubang. Bagian jalan dari kampung Paka, sebuah kampung di jalan Trans-Flores menuju ke kampung Ntaur terlihat hancur di hampir semua badan jalan.
Padahal, kata dia, tiga desa tersebut merupakan daerah penghasil komoditi, antara lain kopi,cengkeh,kemiri dan kako.
“Memang ada oto yang sering mengangkut penumpang dan hasil pertanian di sini. Tetapi mengingat daerah ini curah hujan tinggi sehingga oto-oto tersebut macet dan tidak bisa lewat lagi,” lanjut Rikus.
Rikus juga mengakui, jalan tersebut sering dilalui oleh pejabat Pemerintah Daerah (Pemda)n Matim. Sayangnya, tutur dia, hati mereka tidak pernah merasa iba dengan masyarakat setempat.
“Saya sesalkan ada beberapa pejabat tinggi di Pemda Matim yang memilki jabatan strategis tetapi kok hanya diam tanpa bersuara untuk menyuarakan wilayah mereka sendiri,” kata Rikus dengan nada kesal.
Floresa.co berusaha menghubungi Tarsi Syukur anggota DPRD Manggarai Timur yang berasal Dapil kecamatan Borong dan Rana Mese via ponselnya untuk minta tanggapan soal kondisi jalur ini. Namun, hingga berita ini diturunkan ia belum merespon. (ADB/Floresa).