Sambut Hari Tenun Nasional 2023, Pameran Tenun NTT dan Seminar tentang Budaya Digelar di Labuan Bajo

Kegiatan ini berlangsung pada 7-10 September dan terbuka untuk umum.

Baca Juga

Floresa.co – Rumah Tenun Baku Peduli, sebuah tempat pelestarian dan destinasi wisata budaya tenun di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur [NTT] menyelenggarakan pameran dan seminar tentang budaya dalam rangka menyambut perayaan Hari Tenun Nasional 2023.

Acara tersebut dibuka pada Kamis, 7 September, bertepatan dengan Hari Tenun Nasional dan berlangsung hingga Sabtu, 10 September.

Lokasi kegiatan berpusat di Rumah Tenun Baku Peduli di daerah persawahan Watu Langkas, Nggorang, 16 kilometer arah timur dari Labuan Bajo.

Dalam sebuah pernyataan, panitia mengatakan, acara ini bertujuan “menyebarluaskan pengetahuan dalam rangka pewarisan kebudayaan tenun kepada publik, khususnya di kota Labuan Bajo dan sekitarnya.”

“Acara ini akan diisi oleh beberapa item kegiatan, di antaranya display tenun dan material pewarnaan alam, serta pameran foto dan video tenun.”

Seminar bertajuk “Ekonomi Tenun dan Upaya Pewarisan Budaya di tengah Gelombang Pariwisata” juga digelar pada hari pembukaan kegiatan.

Pembicaranya adalah Ney Asmon, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, Koperasi dan UMKM Kabupaten Manggarai Barat; Gheryl Ngalong, Pendiri Rumah Baca Aksara Ruteng – sebuah komunitas seni yang diinisiasi oleh anak-anak muda di Ruteng; dan Henny Dinan, pegiat tenun NTT sekaligus Direktur Sunspirit for Justice and Peace.

“Seminar menjadi ruang bersama untuk mendiskusikan tenun, pewarisan budaya, dan regenerasinya di tengah gelombang pariwisata super premium di Labuan Bajo,” tulis penyelenggara.

Tomy ‘Toje’ Jedoko, Manajer Baku Peduli Center, yang menangani Rumah Tenun Baku Peduli, mengatakan pameran ini “selain melestarikan budaya kita, juga membicarakan bersama-sama upaya-upaya meningkatkan aspek ekonomi dari tenun.”

“Dari aspek budaya kita berusaha merawat warisan tenun. Kita juga sedang mengupayakan konservasi lingkungan dengan menampilkan tenunan dari bahan-bahan alami yang dijaga oleh masyarakat adat secara turun temurun,” ungkapnya.

Dari segi ekonomi, kata dia, adalah “bagaimana dengan kekayaan tenun ini, warga lokal, terutama penenun, juga bisa mendapat keuntungan yang membantu kehidupan mereka.”

Tomy mengatakan, selama ini, Rumah Tenun Baku Peduli telah merintis upaya bagaimana tenun juga menjadi bagian dari daya pikat sektor pariwisata, yaitu dengan menciptakan destinasi “yang memberitahukan kepada banyak orang tentang tradisi tenun masyarakat lokal di NTT.”

Dua penenun di Rumah Tenun Baku Peduli, Herlina Lenos dan Karolina Mun sedang menenun. [Foto: Rosis Adir/Floresa.co].
Penyelenggaraan acara ini dilakukan bersama Rumah Baca Aksara, dengan media partner Floresa.

Rangkaian acara juga diselingi dengan pentas seni, antara lain penampilan tarian dari SMK Negeri 3 Komodo, teater dari SMAK St. Ignasius Loyola Labuan Bajo, dan musik dari komunitas Kamus Band.

Selain secara khusus mengundang peserta dari sekolah-sekolah, pemerintah, akademisi dan pelaku wisata, acara ini juga terbuka untuk publik.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini