Suami Diduga Bunuh Istri Lalu Rumah Dibakar di Reo, Keluarga; “Hubungan Mereka Baik Selama Ini”

Baca Juga

Floresa – Seorang suami di Reo, kabupaten Manggarai diduga membunuh istrinya sendiri dan kemudian membakar rumah mereka untuk menghilangkan jejak tindakan kriminalnya. Namun, pihak Kepolisian belum memiliki kesimpulan pasti terhadap peristiwa ini.

Kasus ini terjadi di kampung Niu, kelurahan Mata Air, Kecamatan Reok pada Selasa malam, 28 November. Ismail, terduga pelaku, masih belum diketahui keberadaannya hingga Kamis, 30 November. 

Pada malam kejadian, tetangga mendapati rumah yang ditempati Ismail, istri dan dua anak kembar mereka terbakar. Namun, warga kemudian kaget menemukan kerangka manusia yang hangus terbakar, yang diduga merupakan kerangka Fitriani, istri Ismail.

Namun, sejauh ini pihak Kepolisian belum menyimpulkan identitas kerangka manusia yang ditemukan di antara puing rumah yang terbakar itu. 

“Berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara [TKP] menemukan adanya satu kerangka manusia yang terbakar. Namun, belum dipastikan apakah kerangka tersebut kerangka Ismail atau istrinya, Fitriani,” ujar Kepala Sub Bagian Humas [Kasubag] Polres Manggarai, Ipda I Made Budiarsa kepada Floresa, Rabu, 29 November.

Temuan lain dari pihak kepolisian, anak Ismail dan Fitriani, Sasmiliani, mengalami luka lebam pada kelopak mata kiri dan luka bakar pada kaki. Sementara, kembaran Sasmiliani, bernama Sasmiliani tidak berada di rumah saat peristiwa itu terjadi, karena sedang berada di rumah keluarga.

Made mengatakan hingga, Rabu 29 November, Ismail belum diketahui keberadaannya. 

Made menjelaskan kebakaran rumah itu pertama kali diketahui oleh tetangga korban bernama, Nuryani. Menurut Made, saat Nuryani mendatangi rumah yang terbakar itu, ia mendapati salah satu anak Ismail dan Fitriani, yaitu Sasmiliani, sudah berada di luar rumah dengan keadaan kaki sudah terbakar dan luka lebam pada kelopak mata bagian kiri. 

Made mengatakan, warga sekitar mendapati rumah itu sudah terbakar, saat mereka hendak membantu. Pihak Kepolisian, tambah Made, juga belum mengetahui penyebab kebakaran rumah yang berukuran 6×8 meter itu. Rumah tersebut lanjutnya belum memiliki meteran listrik pribadi. 

“Selama ini mendapatkan pasokan listrik dari salah satu sekolah yang dekat rumah itu,” katanya. 

Tak Ada Masalah Selama Ini, kata Keluarga

Kerabat Fitriani – istri Ismail – yang berbicara dengan Floresa pada Rabu malam, 29 November, melalui sambungan telepon, mengatakan selama ini hubungan Ismail dan istrinya terbilang harmonis.

“(Hubungan) mereka baik, tidak ada masalah. Harmonis begitu,”ujar pria yang mengaku sepupu Fitriani ini.

Ismail sendiri, sejauh yang dilihat keluarga selama ini juga merupakan pria yang “ramah dan murah senyum” dan “pergaulannya bagus.” Itulah yang kemudian membuat keluarga kaget dengan peristiwa yang terjadi pada Selasa malam itu.

Memang, tambahnya, Ismail  sempat mengeluh sakit kepada tetangganya. “Dia bilang ‘saya sakit’. Tetangganya itu sarankan untuk istirahat,” ujarnya.

Kondisi ekonomi Ismail dan istrinya, menurutnya, terbilang “biasa saja.” Keduanya adalah petani yang menanam padi dan bawang.

Ismail dan Fitriani dianugerahi dua orang anak kembar, Sasmiliani (Yani) dan Sasmiliana (Yana). Keduanya berusia sekitar 8 tahun dan sudah duduk di kelas 3 Sekolah Dasar.

Menurut kerabatnya itu, pada malam kejadian itu, Ismail sempat mengantar Yani dan Yana ke rumah nenek mereka yang tak jauh dari rumahnya. Namun. Yani tak mau menginap di rumah neneknya dan memilih mengikuti ayahnya Ismail kembali ke rumah.

Kerabat tersebut juga mengatakan keluarga belum mengetahui persis bagaiman rumah Ismail dan istrinya terbakar. Keluarga juga belum bisa menyimpulkan apakah kerangka manusia yang ditemukan di antara puing rumah yang terbakar itu milik Fitriani atau Ismail. Demikian juga dugaan yang berkembang bahwa Ismail membunuh Fitriani sebelum kemudian membakar rumahnya.

“Karena belum ada yang bisa kami mintai keterangannya. Anaknya, Yani masih trauma dan akan dirujuk ke Rumah Sakit di Ruteng,” ujarnya.

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini