Satu Minggu Menghilang, Warga Asal Tenda, Ruteng Ditemukan Meninggal Di Lingko Bea Mori

Baca Juga

 

 

Mayat Agnes Nina di RSUD Ruteng (Foto; Ardy Abba)
Mayat Agnes Nina di RSUD Ruteng (Foto; Ardy Abba)

Ruteng, Floresa.co-Setelah satu minggu menghilang dari rumah Agnes Nina warga asal Tenda, Kelurahan Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Flores, akhirnya ditemukan. Perempuan berusia 76 tahun itu ditemukan meninggal di Lingko Bea Mori pada Kamis (19/2/2014).

Ia ditemukan pemilik kebun pada pukul 10.30 WITA di sebuah tanah ulayat milik warga kelurahan Watu Ruteng yang letaknya tidak jauh dari kampung Tenda.

Wihelmus Udur, warga yang menemukan mayat Agnes sekaligus sebagai pemilik lahan kepada Floresa.co, di ruangan mayat Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng mengatakan, sejak pagi hari ini ia berniat untuk pergi membersihkan tanaman kopi dan cengkeh di kebunnya.

Saat sedang memantau keliling kebun, cerita Wihelmus, ia melihat sesosok mayat terbujur kaku  di bawah salah pohon kopi.

“Awalnya saya pikir orang yang lagi tidur karena kecapehan atau karena apa. Tetapi saat saya mendekat saya melihat banyak lalat terbang di tubuhnya,” tutur Wihelmus warga Nekang, Kelurahan Watu-Ruteng itu.

Melihat kondisi Agnes yang tidak bernyawa tersebut, Wihelmus akhirnya melaporkan kejadian ini ke aparat Polres Manggarai.

Setelah laporan diterima beberapa petugas dari Polres Manggarai langsung ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Mereka langsung membawa jazad Agnes ke RSUD Ruteng untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Ditemui di RSUD Ruteng, AKP Yuda Wiranegara, Kepala Satuan Reskrim Polres Manggarai mengatakan, berdasarkan pengakuan keluarga Agnes hilang sejak 12 Februari lalu.

“Dugaan awal kami, pihak keluarga sudah menerima kematian ini. Karena selain pikun dan sering hilang, dilihat dari luar dia (Agnes) tidak ditemukan tanda-tanda adanya kekerasan,” kata Yuda.

Namun,Yuda mengakui pihaknya tetap melakukan visum terhadap jazad Agnes. “Kalau keluarga bilang harus diproses, ya kita otopsi untuk membuktikan apakah ada kekerasan atau tidak,” terang Yuda.

Sebab, kata dia, tidak semua peristiwa kematian seperti ini harus diotopsi. Hal itu tergantung pada dugaan awal dan keinginan pihak keluarga.

Andreas Sakut, anak kandung Agnes mengakui beberapa minggu belakangan ini ibundanya sering pikun dan jalan keluar dari rumah tanpa ada pemberitahuan. Namun, kata Andreas, selama ini Agnes tetap pulang jika dia pergi keluar dari rumah.

Itu sebabnya, demikian Andreas, pihaknya mengumumkan kehilangan ibundanya lewat Radio Siaran Pemerintah Daerah (RSPD) Kabupaten Manggarai.

Hingga berita ini diturunkan, jazad Agnes sedang divisum oleh dokter dari RSUD Ruteng dan didampingi aparat dari Polres Manggarai. Puluhan keluarganya sedang menunggu hasil visum di seputar ruangan mayat RSUD Ruteng. (ADB/Floresa).

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini