Ini Penyebab Buruknya Kualitas Infrastruktur di Mabar

 

Jalan Macang Pacar-Labuan Bajo, bertahun-tahun tidak diperhatikan pemerintah. (Foto: dok Floresa)
Jalan Macang Pacar-Labuan Bajo, bertahun-tahun tidak diperhatikan pemerintah. (Foto: dok Floresa)

Labuan Bajo, Floresa.co – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Manggarai Barat menilai kualitas infrastruktur di Manggarai Barat sangat jelek.

Kesimpulan itu diperoleh setelah para anggota dewan ini melakukan kunjungan kerja untuk mengevaluasi dan meninjau penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di seluruh wilayah kabupaten.

Kunjungan kerja para anggota dewan ini berlangsung 6-11 Maret 2015. Mereka menyebar ke 10 kecamatan untuk meninjau pembangunan fisik dan non fisik di Manggarai Barat selama masa kepemimpinan Bupati Agustinus Ch Dulla.

Ketua Fraksi PKB Sebastianus Nyaman mengungkapkan hasil pantauan di kecamatan Ndoso banyak proyek yang dikerjakan asal jadi baik itu jalan lapen, irigasi, selokan, maupun bangunan gedung yang mengalami kerusakan.

“Misalnya paket pekerjaan jalan Momol-Waning dengan nilai anggaran Rp 1.000.000.000, kondisi jalannya sudah rusak. Paket pekerjaan jalan Dahang-Tentang-Sirimese dengan anggaran,Rp 1.424.687.000, mengalami kerusakan, kondisi aspal gelembung, pecah-pecah sehingga air tergenang,”ujarnya ketika ditemui di ruang kerjanya di Labuan Bajo, Rabu (11/3/2015).

Tak hanya itu, menurutnya, pembangunan Bendungan Wae Giro di Desa Raka, Kecamatan Ndoso dengan pagu anggaran sebesar Rp 200.000.000 tidak sesuai yang direncanakan. Direncanakan untuk mengairi persawahan di Puntu, Desa Tentang. Sementara, pelaksanaan pembangunannya di Desa Raka.

Sebastianus berharap dinas terkait segera perintah kepada kontraktor untuk melakukan perbaikan secepatnya. “Kalau kontraktornya mengabaikan pihak dinas, ditindak secara tegas supaya CV tersebut dianggap bermasalah,”ujarnya.

Ditemui terpisah, Ketua Komisi B Marsel Jeramun mengatakan rendahnya kulitas pengerjaan proyek di Manggarai Barat menunjukkan konsultan pengawas tidak serius.

Selain itu, menurut Marsel pengawasan dari dinas juga minim. Bahkan dia mensinyalir panitia Pre Hand Over (PHO) tidak turun ke lokasi proyek.

“Buktinya hasil kunjungan kami ke kecamatan baik pantauan lasung maupun laporan warga banyak proyek bermasalah, dugaan saya pemerintah bersekongkol dengan konsultan baik perencanaan maupun konsultan pengawas,”ujarnya.

Marsel melakukan kunjungan kerja di Kecamatan Lembor,Lembor Selatan dan Kecamatan Welak. Dia meminta agar Pemerintah segera melakukan perbaikan baik rusak ringan maupun rusak berat.

“Mudah-mudahan pekerjaan proyek di tahun 2015 jangan terulang lagi kerja yang seperti di tahun 2014” ujar politikus Partai Amanat Nasional ini. (Laporan Ril Ladur, kontributor Floresa.co di Labuan Bajo)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA