“Prabowo Tipe Orang Tidak Punya Hati dan Nurani”

Prabowo Subianto
Prabowo Subianto

Floresa.co – Adik mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Lily Wahid angkat bicara soal testimoni jurnalis investigatif asal Amerika Serikat, Allan Nairn. Lily Wahid mengaku percaya atas testimoni Allan Nairn.

“Saya percaya (Prabowo bicara itu), kalau lihat sifat-sifatnya Bowo (Prabowo),” kata Lily Wahid, Rabu (25/6/2014) sebagaimana dilansir merdeka.com.

Dalam testimoninya, Allan Nairn memaparkan hasil wawancaranya dengan Prabowo pada Juni dan Juli 2001 lalu. Saat itu, menurutnya, Prabowo mengecam Gus Dur dan menghina fisiknya yang tak sempurna.

Lily menilai Prabowo tak punya hati nurani karena menjelek-jelekkan Gus Dur. Apalagi saat ini pernyataan Gus Dur yang menyebut Prabowo adalah orang ikhlas digunakan kubu Prabowo-Hatta sebagai iklan politik.

“Kalau menurut saya Prabowo tipe orang yang gak punya hati dan nurani. Dia bisa ngomong mencla-mencle seperti itu tapi sekian tahun beda (pakai perkataan Gus Dur untuk iklan kampanye). Kalau orang konsisten pasti tetap sama perbuatan dan perkataannya,” katanya.

Dia meminta masyarakat cerdas agar tak mudah dibodohi untuk kepentingan politik. “Saya lebih pilih orang yang bisa kerja untuk rakyatnya. Jokowi mungkin gak sempurna tapi dibandingkan dengan Bowo,” katanya.

Mantan politikus PKB ini menyesalkan kubu Prabowo yang terus meneruskan menggunakan pernyataan Gus Dur atas Prabowo untuk iklan kampanye. Menurutnya, hal itu tak pantas dilakukan karena Gus Dur sudah tiada.

“Orangnya sudah gak ada bagaimana kita mau ngecek, itu perkataan dalam arti ikhlas apa nggak. Jadi kita gak ada ukuran. Pantas gak sih orang yang sudah gak ada, benar gak ngomong begitu. Kalau menurut saya gak pantas,” katanya.

Sebelumnya, Allan Nairn, jurnalis investigatif asal Amerika Serikat, mengaku tergugah untuk memberikan testimoni kepada publik Indonesia tentang sosok Letjen (Purn) Prabowo Subianto yang kini adalah calon presiden. Pewarta yang pernah ditahan rezim Soeharto saat meliput di Timor Timur ini menilai banyak pernyataan Prabowo kini bertolak belakang dengan apa yang disampaikan dia dulu.

Nairn mengaku wawancara yang dia lakukan di kantor Prabowo, kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, pada Juni dan Juli 2001 adalah off the record dan bersifat anonim.

Salah satu yang disorot Nairn dari Prabowo kini adalah sikap mantan menantu Soeharto itu yang memanfaatkan KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dalam kampanye pilpres saat ini. Dalam sebuah video yang kemudian dijadikan iklan oleh kubu Prabowo, tampak Gus Dur mengatakan, “Orang yang paling ikhlas kepada rakyat Indonesia itu adalah Prabowo.”

Namun, kata Nairn, sikap Prabowo dulu terhadap Gus Dur sangatlah kontras. “Di hadapan saya Prabowo tak henti-hentinya mengecam Gus Dur dan demokrasi,” tulis Nairn.

“Indonesia belum siap untuk demokrasi. Di negara kami ini masih ada kanibal, masih ada kerumunan yang bikin rusuh,” demikian ucapan Prabowo yang dicatat Nairn.

Indonesia perlu, lanjut Prabowo, “rezim otoriter yang jinak”. Prabowo, kata Nairn, juga mengatakan bahwa keragaman etnis dan agama adalah penghalang demokrasi.

Bahkan, kata Nairn, Prabowo pernah menghina fisik Gus Dur. “Militer pun bahkan tunduk pada presiden buta! Bayangkan! Coba lihat dia, bikin malu saja!” demikian Prabowo seperti dikutip Nairn.

“Lihat Tony Blair, Bush, Putin. Mereka muda, gantengdan sekarang presiden kita buta!” kata Prabowo lagi dalam catatan Nairn lagi.

Prabowo, kata Nairn, menginginkan sosok yang berbeda untuk menjadi presiden. Dia menyebut sosok Jenderal Pervez Musharraf dari Pakistan.

Untuk diketahui, Musharraf telah menangkap perdana menterinya yang sipil dan mendirikan kediktatoran. Prabowo menyatakan kekagumannya pada Musharraf.

Prabowo kelihatan berpikir keras apakah dirinya sesuai dengan sosok yang ia bayangkan. Apakah ia mampu menjadi Musharraf-nya Indonesia.

“Apa saya cukup punya nyali,” tanya Prabowo, “apa saya siap jika disebut ‘diktator fasis’?”

“Musharraf punya nyali,” kata Prabowo. Terkait dirinya sendiri, kata Nairn, Prabowo membiarkan pertanyaan tersebut tak terjawab.

 

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini