TPA Sampah Kilometer Lima di Manggarai Tak Difungsikan Lagi

TPA Kilometer Lima di Jalan Ruteng-Reo tak difungsikan lagi sebagai tempat pembuangan sampah (Foto: Ardy Abba)
TPA Kilometer Lima di Jalan Ruteng-Reo tak difungsikan lagi sebagai tempat pembuangan sampah (Foto: Ardy Abba)

Ruteng, Floresa.co – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah yang berada di kilometer lima, jalan negara Ruteng-Reo,Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah tidak difungsikan lagi oleh pemerintah daerah Kabupaten Manggarai.

Sebelumnya, kilometer lima yang berada di sebelah utara Karot-Ruteng digunakan sebagai salah satu TPA sampah dari kota Ruteng.

Pantauan Floresa.co, TPA sampah di kilometer lima sudah dipagari dengan menggunakan besi duri.

Silvianus Hadir, Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kabupaten Manggarai mengatakan, pemagaran ini buat agar semua sampah tidak dibuang di kilometer lima lagi.

Kata dia, mulai sekarang sampah dari kota dibuang di TPA kilometer 11, yang masih berada di jalur jalan Ruteng-Reok, tepatnya di kampung Poco.

“Kami sudah diperintah Pak wakil bupati (Deno Kamelus) agar memagar tempat sampah di kilo lima. Katanya banyak lalat yang sudah masuk di Karot datang dari tempat sampah kilo lima. Makanya tidak dibuang di sana sudah,” kata Silvianus kepada Floresa.co, Rabu (9/9/2015).

Sebelumnya, Silvianus mengatakan TPA di kilometer 11 sudah dilengkapi dengan alat pengolahan sampah. Sedangkan, di TPA kilometer lima, kata dia, belum ada alat pengolahan samapah sehingga sampah menumpuk.

Sampah di kilometer 11, kata dia, akan diolah menjadi pupk kompos. Selain pembuatan pupuk kompos, sampah di sana juga akan didaur ulang menjadi barang setengah jadi dari plastik.

“Memang belum maksimal pengelolah sampah di kilometer 11 ini sebab landasan parkiran kendaraan pengangkut sampah sudah rusak. Untuk perbaikan ini kita akan anggarkan di APBD perubahan di tahun 2015,” ujarnya kepada Floresa.co, Senin (23/3/2015) lalu.

Masyarakat Jangan Buat Sampah Sembarangan

Selain itu, lanjutnya dia, di dalam kota Ruteng sendiri BLHD sudah menyediakan 14 Tranfer Depo dan beberapa tong sampah.

“Kami menghimbau agar masyarakat membuang sampah di Transfer Depo dan tong-tong sampah di kota, mulai jam 6 sore hingga 5 pagi. Karena jam 6 pagi hingga 7 pagi petugas kita akan mengangkut sampah-sampah tersebut ke Tempat Pembuangan Akhir,”imbuhnya.

Ia mengatakan, dengan adanya penambahan kendaraan Ambrol dan Roda Tiga, peningkatan pengangkutan sudah sedikit berubah setelah sebelumnya sisa sampah tiap hari berjumlah 80 meter kubik. Sekarang, sudah sisa 46 meter kubik per hari.

Di tahun 2016, kata Silvianus, BLHD akan kembali mengusulkan pengadaan mobil untuk mengangkut sampah baik dump truck maupun kendaraan roda tiga. Tujuannya, mengurangi jumlah sampah yang tersisa di kota Ruteng hingga ke nol meter kubik.

“Lagi-lagi kami berharap agar masyarakat perlu bersabar. Tolong kalau Transfer Depo penuh jangan dibakar (sampahnya), sebab akan membuat tong besar itu cepat rusak. Kami juga akan terus meningkatkan disiplin karyawan,” tutur mantan staf ahli bupati Manggarai itu.

Ditanya seputar ditemukannya sampah-sampah yang dibuang di tempat-tempat lain selain dua lokasi milik pemerintah ini secara sembarangan, dia mengatakan hal tersebut dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. (Ardy Abba/PTD/Floresa)

spot_img

Artikel Terkini