Ini Empat Uskup yang Pernah Pimpin Keuskupan Ruteng

Floresa.co – Iman Katolik mulai bersemi di tanah Manggarai (Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat) pada tahun 1910-1911 dimana sejumlah misionaris Serikat Yesus datang ke wilayah ini.

Pembatisan pertama kemudian terjadi pada 17 Mei 1912 di Jengkalang Reo. Saat itu ada lima orang dibabtis menjadi Katolik. Momen bersejarah ini  dianggap sebagai penanda awal benih iman Katolik menyebar di Manggarai.

Benih iman Katolik ini kemudian tumbuh subur berkat kerja keras para misionaris SVD yang mulai berkarya di Manggarai pada 1914.  Saat merayakan usia seabad pada 1912 lalu, jumlah umat Keuskupan Ruteng yang meliputi Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur adalah 755.208 jiwa yang tersebar di 80 paroki, dan terbagi dalam 2.500 Komunitas Umat Basis (KUB). Umat tersebut dilayani  227 imam dari pelbagia ordo dan tarekat.

Sejak resmi menjadi sebuah keuskupan pada 3 Januari 1961, Keuskupan Ruteng sudah dipimpin oleh empat uskup.  Berikut adalah riwayat singkat para uskup tersebut.

Mgr. Wilhelmus van Bekkum, SVD (1961-1972)

Mgr. Wilhelmus van Bekkum, SVD

Mgr. Wilhelmus van Bekkum, SVD lahir di Achterveld Provinsi Utrcth Belanda pada 13 maret 1910. Orang tuanya bernama Gerrit Van Bekkum  dan Hendrika Van de Wetering.

Ia bergabung dengan Serikat Sabda Allah atau SVD pada  1929 dan ditabiskan menjadi imam pada 18 Agustus 1935 di Teteringen Belanda. Ia kemudian diutus menjadi misionaris di Ende Flores pada 1936. Lalu, kemudian ditugaskan di Manggarai sebagai pastor pembantu pada 1937 hingga 1940.

Ia diangkat menjadi uskup Ruteng pada 3 Januari 1961 bersamaan dengan peningkatan status Vikariat Apostolik Ruteng menjadi Keuskupan Ruteng. Mgr  Van Bekkum diemerituskan pada 1972 saat usinya masih 62 tahun. Ia wafat  di Rumah Sakit St Rafael Cancar pada 11 Februari 1998 dan dikuburkan di samping gereja Katedral baru Ruteng.

Mgr Vitalis Jebarus, SVD (1973-1981)

Mgr Vitalis Jebarus, SVD

Mgr Vitalis Jebarus, SVD lahir Wangkung,Manggarai pada 26 Februari 1929. Ia ditabiskan menjadi imam pada 14 Januari 1959 di Ledalero dan kemudian berkarya di Ledalero selama 12 tahun.

Tahta Suci menunjuknya sebagai uskup Ruteng pada 17 Maret 1973 dan ditabiskan menjadi uskup pada 5 Mei 1973.Pada 4 September 1980, ia ditunjuk menjadi uskup Denpasar. Mgr Vitalis wafat pada 22 September 1998 di Jarkata.

Mgr. Eduardus Sangsun, SVD (1985-2008)

Mgr. Eduardus Sangsun, SVD

Mgr. Eduardus Sangsun, SVD lahir di Karot-Ruteng pada 14 Juni 1943. Ia ditabiskan menjadi imam pada 12 Juli 1972. Pada 3 Desember 1984, ia ditunjuk sebagai Uskup Ruteng yang ketiga. Ia ditahbiskan menjadi uskup pada 25 Maret 1985. Mgr Edu meninggal dunia di Jakarta pada 13 Oktober 2008.

Mgr. Hubertus Leteng Pr (2010-sekarang)

Uskup Ruteng Mgr Hubert Leteng Pr usai bertemu dengan sejumlah pastor, Senin 12 Juni 2017 malam (Foto: Ronald Tarsan/Floresa)

Mgr. Hubertus Leteng Pr lahir di Taga-Ruteng pada 1 Januari 1959.Ia ditabiskan menjadi imam diosesan Keuskupan Ruteng pada 29 Juli 1988 di Gelora Samador, Maumere. Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Teresianum Roma pada tahun 1992 hingga 1996. Setelah itu kembali ke Indonesia dan menjadi staf pengajar di STF Ledalero Maumere. Sejak 2009, ia menjadi Praeses di Seminari Tinggi St. Petrus Ritapiret.

Ia ditunjuk Vatikan menjadi Uskup Ruteng pada 7 November 2009 dan kemudian ditabiskan menjadi uskup pada 14 April 2010.(Dari Berbagai Sumber/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA