Kegiatan Keagamaan Terbukti Bisa Menyebarkan Corona, Umat di Boleng Tetap Gelar Salat Jumat

Labuan Bajo,Floresa.co – Meski ada larangan untuk berkumpul untuk mecegah penyebaran virus Corona, warga di Terang, kecamatan Boleng, kabupaten Manggarai Barat, NTT, tetap menggelar Salat Jumat pada Jumat (8/5) kemarin.

Pemerintah setempat mendatangi masjid tempat Salat Jumat itu digelar usai kegiatan dilakukan. Dalam sebuah video yang beredar yang berdurasi 3 menit 24 detik seorang tokoh umat mengatakan sudah menerima edaran dari pemerintah untuk tidak melakukan ibadah bersama. Surat edaran itu pun sudah disosialisasikan kepada umat setempat.

“Beberapa surat edaran sudah kami terima, kami sudah sampaikan himbauan, tetapi umat dengan prinsipnya sendiri, dengan pertimbangan sendiri, telah datang ke masjid ini. Kami selaku petugas masjid [kalau] ada orang yang datang ke masjid kami akan pimpin salat berjemaah,” ujar pria tersebut yang berbicara dengan menggunakan megaphone.

Pria tersebut meminta pemerintah untuk memahami tindakan mereka bukan sebagai pelanggaran terhadap protokol pemerintah. Tetapi sebagai bagian dari penghayaatan keagamaan.

“Pemerintah sebatas himbauan, kami sangat berterima kasih sekali, jadi kami tidak ada tanggung jawab agama dengan pemerintah. Kalau pemerintah melarang kami melakukan aktivitas agama itu beribu-ribu pertimbangan kami akan buat,” ujarnya.

Pria tersebut juga mengatakan bahwa berdasarkan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) di daerah yang masih zona hijau, salat berjemaah di masjid masih wajib dilakukan. Dan dia mengatakan wilayahnya masih dalam zona hijau.

“Dalam aplikasi ini (tunjukan handphone) bahwa daerah ini masih zona hujau, meskipun kabupaten Manggarai mengumumkan bahwa Manggarai Barat zona merah, tetapi dua orang yang diketahui itu (positif Corona) dari Lembor, artinya hanya Lembor yang zona merah,” ujarnya.

Camat Boleng, Bonaventura Abunawan mengakui pihaknya mendatangi sebuah masjid di Terang, Boleng kemarin. Tujuannya melakukan pendekatan persuasif kepada umat yang masih menggelar Salat Jumat untuk mencegah penyebaran virus Corona di wilayah itu.

“Jumat kemarin setelah Salat Jumat siang. Setelah salat kita himbau agar kedepanya untuk tidak melakukan salat berjemaah. Mereka tidak setuju himbauan kita,” ujar Bonavantura kepada Foresa.co, Sabtu (9/5).

Bonavantura menambahkan selama ini Salat Jumat tetap digelar di wilayah tersebut meski ada larangan untuk berkumpul dalam jumlah yang banyak dari pemerintah.

“Sejak Manggarai Barat masuk zona merah, kita minta untuk hentikan aktivitas di rumah ibadah. Dan kemarin seusai Salat Jumat kita juga minta, namun tetap tidak diindahkan. Atas situasi tersebut saya akan laporkan ke Bupati  dan mohon petunjuk lanjutan,” ujar Bonavantura.

Komandan Distrik Militer (Dandim) Manggarai Letkol Infantri Rudi Markiano Simanganton, mengatakan pihaknya akan melakukan pendekatan dan dialog.

Menurutnya, hari ini juga Sabtu (9/5), mereka akan mendatangi lokasi untuk melakukan dialog bersama umat di wilayah Terang.

“Kita tetap mengedepankan pendekatan dialog. Hari ini Kapolres dan MUI Manggarai Barat ke lokasi untuk dialog dengan tokoh-tokoh di sana tentang ketaatan pada protokol kesehatan dalam kegiatan-kegiatan keagamaan ke depan ini”, kata Markiano melalui pesan WhatsApp.

Sementara Kapolres Mabar, AKBP Handoyo tidak merespon ketika dikontak melalui selulernya dan WhatsApp.

Sejumlah kegiatan keagamaan sudah terbukti menjadi rantai penyebar virus Corona baik di Indonesia maupun di negara lain.

Beberapa klaster penyebaran corona di Indonsia adalah berasal dari acara keagamaan. Misalnya kluster Lembang yang mengacu pada kegiatan keagamaan Kristen Protestan di Lembang Jawa Barat. Dari kegiatan ini sejumlah peserta yang hadir dari berbagai daerah di Indonesia kemudian positif Corona.

Baca: Hasil Tes Swab, Dua Warga Manggarai Barat Positif Corona

Kemudian ada klaster Gowa yang mengacu pada kegiatan pertemuan ulama pada Maret lalu. Dari kegiatan ini juga sejumlah peserta juga ada yang terinfeksi Corona. Bahkan kasus 01 dan 02 di Manggarai Barat berasal dari kluster Gowa. Salah satu peserta klaster Gowa ini juga kini diisolasi di Wisma Atlet Golo Dukal di Ruteng karena hasil rapid test reaktif atau terindikasi Corona.

Ferdinand Ambo/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.

spot_img
spot_img

Artikel Terkini