Di Hadapan DPRD Matim, Warga Lingko Lolok Tegaskan Tolak Relokasi

Floresa.co – DPRD Manggarai Timur mendatangi warga kampung Lingko Lolok, Desa Satar Punda, Kecamatan Lamba Leda pada Kamis, 4 Juni 2020.

Mereka melangsungkan pertemuan dengan warga di Mbaru Gendang (rumah adat) kampung Lingko Lolok.

Wakil rakyat yang hadir antara lain Bernadus Nuel dan Kamelus Baul dari Partai Hanura, Bona Ngendo dan Bona Jemarut dari PKB, Vinsensius Reamur dari Partai Golkar, Tarsan Talus dari Nasdem dan Jafar Petrus dari Partai Perindo.

Pertemuan DPRD dengan warga diketahui melalui rekaman yang beredar dan diterima Floresa.co pada Jumat sore.

Dari rekaman itu, terdengar dialog antara wakil rakyat dengan tokoh masyarakat dan tokoh adat setempat. Warga kompak menolak untuk direlokasi dari kampung tersebut.

Markus Meno, Tua Panga Lantar mengatakan warga menyerahkan lahan seluas 505 hektar untuk investor.

Namun pihaknya menolak untuk menyerahkan kampung halamannya untuk dikuasai oleh investor.

“Untuk perusahan, kami berikan (lahan) 505 hektar (untuk ditambang). Hanya yang tidak kami berikan adalah kampung ini,” ujar Markus.

Senada dengan Markus, Tua Panga Welek, Yosep Oven juga menolak untuk direlokasi dari kampung tersebut.

“Yang tidak senang bagi kami, mau mereka ambil kampung ini. Mau gusur kampung ini,” ujarnya.

Bagi Yosep, kampung, compang (mezbah di tengah kampung), rumah adat, dan boa (pekuburan umum) harus tetap menjadi milik dan dikuasai warga, jangan sampai digusur dan dikuasai investor.

Selain menolak relokasi, warga juga menyatakan penolakan atas kehadiran investor tambang di lokasi itu. Penolakan terhadap investasi penambangan batu gamping itu didasari pengalaman pahit warga terhadap investasi tambang terdahulu.

Tokoh pemuda, Yesualdus Jurdin mengatakan warga Lingko Lolok sudah pernah merasakan kekecewaan terhadap investor tambang terdahulu yakni PT Arumbai Manganbekti.

Awal kehadirannya, investor menjanjikan kesejahteraan ekonomi dan menyediakan fasilitas umum seperti air bersih dan jalan raya. Namun setelah sekian lama mereka mengeruk mangan dari Lingko Lolok, investor pergi tanpa memenuhi janji-janjinya.

Warga setempat tidak mengalami kesejahteraan. Jalan raya dan air bersih yang dijanjikan, tidak terrealisasi. Sementara lingkungan sekitar menjadi rusak.

“Berdasarkan pengalaman ini, saya minta dengan hormat bapak dewan, kehadiran PT Semen besok ini, saya mohon untuk dipertimbangkan kembali,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Kepala Dusun Lingko Lolok Isfridus Sota. Isfridus mengaku berpengalaman sebagai pekerja palerusahan tambang sejak 1997 sampai 2009.

Selama bekerja di perusahan tambang itu, ia mengetahui banyak dampak negatif terutama bagi relasi sosial warga, tatanan budaya, dan terhadap lingkungan.

Menurut dia, tambang di Lingko Lolok bukan saja urusan warga Lingko Lolok karena dampaknya dirasakan juga oleh warga sekitar. Misalnya, akibat penambangan di Lingko Lolok beberapa tahun lalu berdampak pada tertimbunnya lahan milik warga Luwuk dan Serise.

Ia juga mengatakan, lahan pertanian milik orang Manggarai merupakan satu kesatuan dengan rumah adat atau mbaru gendang.

Ia juga mempertahankan kampung tersebut agar tidak digusur atau warganya tidak direlokasi. Ia beralasan, kakeknya merupakan pemdiri kampung tersebut.

“Kampung tempat kita tinggal ini, dimulai oleh kakek-nenek kita. Orang yang pertama kali mengantarkan kita ke kampung ini adalah kakek saya. Kakek-nenek kita membangun kampung ini. Mereka bangun compang (mezbah) di luar untuk tempat persembahan, mereka tentukan tempat untuk menimba air. Bagaimana gendang ini nanti kalau kita sudah serahkan lahan pertanian di luar?” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Manggarai Timur Bernadus Nuel mengatakan, kehadiran wakil rakyat di kampung itu hanya untuk mendengar aspirasi warga dan melihat langsung kondisi warga setempat.

“Kami ingin mendengarkan suara bapak ibu di sini. Agar kami tahu persoalannya. Agar kami bisa sampaikan ke Bupati atau Gubernur,” ujar Bernadus Nuel.

YOHANES/FLORESA

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini.