Warga Wae Sano: Proyek Geothermal Mengganggu Ruang Hidup Kami

Labuan Bajo, Floresa.co – Masyarakat Wae Sano, di Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT tetap kukuh menolak eksplorasi geothermal di wilayah mereka. Salah satu pokok persoalan yang memicu penolakan warga terhadap proyek yang dijalankan oleh PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) adalah terkait titik pengeboran.

Mereka beralasan, pengeboran itu berada dalam ruang hidup mereka, sementara pemerintah tidak dapat menjamin pengeboran dan operasi geothermal tidak akan membahayakan hidup dan lingkungan mereka ke depannya.

Selain itu mereka menekankan potensi Wae Sano terkait pertanian, konservasi dan pariwisata alam yang justru harus dikembangkan oleh Pemerintah.

Pernyataan penolakan itu ditandatangani oleh 174 warga yang terdiri dari unsur tokoh adat, pemilik lahan di lokasi pengeboran, perwakilan perempuan, perwakilan orang muda, serta perwakilan kelompok penolak proyek Geothermal. Mereka ialah masyarakat yang berada dan berhubungan langsung dengan titik eksplorasi. Berikut pernyataan selengkapnya:

***

Pernyataan Warga dan Masyarakat Adat Wae Sano yang Berada dan Berhubungan Langsung dengan Titik Eksplorasi

Kami, warga Wae Sano — yang terdiri dari masyarakat adat, pemilik lahan, perempuan, orang muda, serta seluruh masyarakat yang terkena dampak rencana tambang geothermal — dengan ini sekali lagi menyatakan dengan tegas ketetapan hati kami menolak  rencana proyek geothermal di Wae Sano.

Proyek eksplorasi geothermal ini jelas-jelas mengancam keutuhan ruang hidup dan melanggarar hak-hak asasi kami. Ruang hidup yang kami maksud adalah kesatuan yang utuh golo lonto, mbaru kaeng, natas labar, uma duat, wae teku, compang takung, lepah boak, puar dan sano. Dengan kata lain, proyek ini mengancam kehidupan sosial, budaya, keagamaan, dan mata pencaharian kami.

Kami juga merasa sakit hati, kecewa, dan dilecehkan dengan proses yang penuh manipulasi selama ini. Sudah berkali-kali kami menyatakan penolakan—menemui pejabat pemerintah daerah dan mengirim surat kepada Kementrian—namun pihak Pemerintah tidak memberikan tanggapan, malahan melakukan sosialisasi sekali lagi, seakan-akan kami bodoh.

Untuk itu, dihadapan tim sosialisasi ini kami sekali lagi menegaskan sikap kami, dan meminta tim sosialisasi untuk menyampaikan sikap kami ini kepada Bapak Presiden dan para pembantunya, bapak gubernur NTT, serta bapak bupati Manggarai Barat. Bahwa kami warga Wae Sano menolak dengan tegas proyek geotermal yang mengancam ruang hidup dan hak-hak kami.

Selain itu kami mengingatkan pemerintah bahwa kawasan Wae Sano dan sekitarnya adalah juga kawasan pertanian dan perkebunan, konservasi dan memiliki potensi besar untuk pariwisata. Karena itu kami mendesak pemerintah untuk meningkatkan pengembangan pertanian, usaha-usaha konservasi dan pariwisata berbasis masyarakat tanpa investasi kaum kapitalis.

Sekali lagi, kami menolak dan hentikan seluruh aktivitas yang berhubungan dengan geothermal serta jangan datang lagi!

***

ARJ/Floresa

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA