ReportasePeristiwaJumlah Korban Perbudakan Pengusaha Roti di Maumere Jadi 10 Orang

Jumlah Korban Perbudakan Pengusaha Roti di Maumere Jadi 10 Orang

Sr Eusthocia SSpS
Sr Eusthocia SSpS (Foto: Ist)

Maumere, Floresa.co – Jumlah anak yang menjadi korban perbudakan oleh salah satu pengusaha roti di Maumere, Kabupaten Sikka bertambah jadi 10 orang.

Hal ini dikatakan oleh Sr Eusthocia, Ketua Tim Relawan untuk Kemanusiaan (Truk-F), lembaga yang kini membantu menangani para korban.

Sebelumnya, Floresa.co memberitakan, jumlah korban ada 7, namun, informasi Esthocia, 3 orang korban yang sebelumnya masih berada di tempat pemilik toko sudah dijemput juga oleh aparat. (Baca: 7 Pekerja Anak Asal Soe dan Kefamenanu Diperbudak Pengusaha Roti di Maumere)

“Sekarang semuanya di tempat kami. Kami biarkan mereka istirahat saja. Fisik mereka masih sangat lemah,” katanya kepada Floresa.co, Kamis (15/1/2015).

Dari 10 orang itu yang berasal dari Soe dan Kefamenanu, terdapat satu orang yang berusia 14 tahun, 4 orang usia 15 tahun, satu usia 17 tahun, dua usia 18 tahu, serta dua lainnya berusia 20 tahun.

Mereka yang bekerja antara dua bulan sampai satu tahun dilaporkan tidak pernah diberi upah.

“Setiap kali korban meminta gaji, pelaku selalu menjawab nanti dikasih saat pulang ke kampung, tetapi kenyataannya saat korban izin pulang kampung, pelaku tidak menghiraukannya,” demikian menurut Truk-F.

Jam istrirahat pun dibatasi, di mana untuk laki-laki istirahat malam antara pukul 23.00 atau 24.00 Wita, sedangkan untuk perempuan pada pukul 01.00 dini hari, karena sehabis mengerjakan roti, perempuan harus mengepel lantai rumah.

Pagi harinya, mereka harus bangun pagi pukul 05.00. Tetapi saat stok roti berkurang dan banyak pesanan, korban akan disuruh bekerja lembur dari jam 03.00 pagi sampai jam 01.00 malam, dengan demikian waktu kerja mereka mencapai 20 jam.

“Apabila bangun terlambat, pelaku menyiram korban memakai air es atau menaruh garam pada mulut korban,” tulis Truk-F.

Selain disiksa dengan jam kerja yang melampaui batas normal, anak-anak ini juga tidak mendapat tempat tidur yang layak, di mana mereka tidur di gudang penggilingan tepung dan pembakaran roti.

“Bahkan ada yang sering tidur hanya beralaskan lantai yang kotor penuh bekas gula dan tepung.”

Pihak Truk-F sedang berupaya mendesak polisi untuk menangkap pelaku yang adalah suami isteri pemilik Toko Roti Kaegi di Jalan Kesokuit, kota Maumere itu. (ARL/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA