Simak Cerita Suster Yosephine SSpS Bisa Mencegah Pengiriman TKW Asal Manggarai dan Matim

 

TKWI yan hendak diberangkatkan ke Jakarta dari Labuan Bajo (Foto : Ril Ladur/Floresa)
TKWI yan hendak diberangkatkan ke Jakarta dari Labuan Bajo (Foto : Ril Ladur/Floresa)

Floresa.co – Salah satu orang yang berjasa dibalik gagalnya pengiriman tujuh tenaga kerja wanita (TKW) asal Manggarai dan Manggarai Timur adalah Suster Yosephine SSpS.

Suster yang saat ini tinggal di biara SSpS di Ruteng inilah yang memeberi informasi kepada aparat kepolisian di  Labuan Bajo untuk mencegah keberangkatan tujuh calon pekerja wanita tersebut.

Polisi bertindak cepat sehingga pada Rabu (18/3/2015) kemarin keberangkatan mereka bisa dicegah karena diduga menjadi korban tindakan perdagangan manusia.

Bagaimana ceritanya sehingga suster ini bisa mengetahui informasi mengenai keberangkatan tujuh orang calon TKW tersebut?

Kepada Floresa.co, Suster Yosephine mengatakan pada Selasa (17/3) lalu sekitar pukul 16.00 WITA dia didatangi dua orang dari tujuh orang perempuan itu, yaitu Ursula Ndihung dan Isa Ana Amu. Keduanya dari Mendo, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai.

“Mereka datang mau pamit untuk pergi kerja di Jakarta. Saya minta keterangan mereka, kamu berapa orang. Katanya  10 orang. Tapi tiganya tidak jadi, sisa tujuh,”ujarnya.

Suster Yosephine kemudian meminta keduanya untuk menginap di biara. Suster melarang keduanya untuk berangkat. Alasannya, keduanya memiliki anak yang masih kecil. Isa misalnya memiliki anak yang masih berusia delapan bulan.

“Tetapi dari keterangan mereka, mereka merasa berat. Karena seluruh administrasi dengan biaya transportasi dibiayai oleh bos,”cerita Suster.

Malamnya, keduanya pun menginap di biara. Namun, lanjut Suster, keesokan harinya, pagi-pagi kedunya sudah lenyap dari biara tanpa pamit. “Sekitar setengah enam pagi mereka sudah menghilang dari biara di Ruteng,”ujar Suster.

Suster pun mencari-cari keduanya tetapi tak ditemukan. Sekitar pukul 10.00 WITA hari Rabu, dia pun meghubungi Kapolres Manggarai Barat di Labuan Bajo. “Saya bilang tolong kawal, saya dengar ada 10 gadis yang mau ke Jakarta. Setelah dilacak di bawah (Labuan Bajo) ternyata pesawatnya berangkat jam dua,”ujarnya.

Sejauh yang diketahui Suster Yosephine dari penuturan dua orang yang ke biaranya, mereka berangkat menjadi TKW karena memiliki tekanan ekonomi. Lalu, ada calo tenaga kerja yang memanfaatkan situasi itu untuk merekrut mereka menjadi TKW.

“Isa dan Ursula itu hampir sama mereka punya riwayat. Kelihatannya karena tekanan hidup, karena jujur saja, dua orang itu riwayatnya sama. Mereka bermasalah dengan laki-laki, artinya mereka hamil tetapi suaminya tidak bertanggung jawab. Kelihatannya orang datang memanfaatkan situasi itu,”ujar Yosephine.

Seperti diberitakan sebelumnya, tujuh calon TKW yang hendak diberangkatkan ke Jakarta itu empat berasal dari  Kabupaten Manggarai dan tiga dari Manggarai Timur.

Mereka adalah Fransiska Tija (23), dan Sebina Gira (20) dari Lambaleda, dan Tina Dina (27) dari Padang Arus.  Ketiganya dari Manggarai Timur.

Empat lainnya dari Kabupaten Managgarai yaitu Ursula Ndihung dan Isa Ana Amung dari Kampung Mendo,  Kecamatan Wae Ri’i, Manggarai.

Kemudian, Renaldis Gimbuk (43) dan Delfiana Jenunu (22) keduanya dari Todo, Kecamatan Satar Mese Barat,  Manggarai. (PTD/Floresa)

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

BACA JUGA

BANYAK DIBACA