‘Natas Labar Kota Ruteng’ yang Tak Seelok Video Unggahan Bupati Manggarai

Pejabat Pembuat Komitmen mengklaim sejumlah item yang ada dalam gambar awal taman di pusat kota Ruteng itu tidak tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya

Baca Juga

Floresa.co – Warga di Kabupaten Manggarai mengeluhkan jalan layang serta struktur bercat dan bermotif yang tak tampak dalam kompleks “Natas Labar Kota Ruteng.”

Menurut warga, ketiadaan item itu tak sesuai video unggahan Bupati Herybertus Gerard Laju Nabit saat mempromosikan taman kota itu.

Pengerjaan natas labar – tempat bermain dalam Bahasa Manggarai -, yang digadang-gadang sebagai ikon baru Ruteng selesai pada akhir Desember silam. 

Namun, ketika warga mulai berkunjung melihat-lihat hasilnya, mereka malah menemukan paling tidak dua kejanggalan di sana. 

MT, seorang warga Ruteng yang meminta Floresa hanya menyebutkan inisialnya, mengeluhkan “ketiadaan skywalk dan struktur bercat disertai gambar bermotif di Natas Labar.”

Desain awal ‘Natas Labar Kota Ruteng’ yang disosialisasikan pemerintah pada awal 2023.

Menurut MT, ketiadaan hal-hal yang disebutkannya “tak seperti video unggahan Bupati Nabit.”

Begitu pula keluhan seorang aparatur sipil negara [ASN] yang tak bersedia disebutkan namanya. 

Kepada Floresa pada 6 Januari, ASN yang pernah menjabat Pejabat Pembuat Komitmen [PPK] itu mengungkapkan “semestinya keduanya dikerjakan, sesuai sosialisasi awal bupati.”

“Mengapa hasilnya berbeda jauh?,” katanya mempertanyakan ketiadaan skywalk dan bangunan bercat.

Menanggapi keluhan warga, PPK proyek tersebut, Hery Patria menjelaskan skywalk memang “sejak awal tak tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya [RAB] karena tak cukup anggaran.”

Hery menjelaskan proyek Natas Labar itu sebesar Rp3,6 miliar, yang bersumber dari dana pinjaman daerah.

Menjawab lewat pesan WhatsApp yang diterima Floresa pada 6 Januari, ia melanjutkan, “memang lebih dulu publikasi gambar [sosialisasi] dibanding RAB.”

Ketika ditanya soal ketiadaan cat pada struktur kompleks itu, ia menjawab, “Silakan hubungi Pak Kadis” mengacu pada Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Lambertus Paput. 

Ia beralasan “semua laporan sudah disampaikan ke Pak Kadis Lambertus demi menghindari kesalahan informasi.”

Lambert belum merespons pesan WhatsApp yang dikirim Floresa.

Gambar yang Dipermasalahkan

Pada 25 Februari 2023, Bupati Nabit mengunggah video rancang bangun Natas Labar di akun Facebooknya.

Dalam keterangan video itu, ia menulis “Lapangan Motang Rua akan ditambah pemanfaatannya menjadi tempat rekreasi baru di kota Ruteng dan pembangunannya dilaksanakan tahun 2023 ini.”

“Kita menamai taman kota tersebut dengan sebutan ‘Natas,’” tulisnya.

Tangakapan layar dari unggahan di Facebook Bupati Nabit.

Hingga 9 Januari, sebanyak 4.181 pengguna Facebook menyukai unggahan itu, dengan 193 pengguna membagikan lewat akun mereka. 

Unggahan itu juga menerima pelbagai respons, yang hingga 9 Januari berjumlah 502 komentar.

Pada kolom komentar, salah satu akun Facebook atas nama Novan menulis “’Ikon Manggarai bukanlah taman kota. Ada banyak hal yang lebih penting dari taman kota. Coba buka kembali visi dan misi yang brilian saat deklarasinya.”

“Apa dampak dan nilai bagi masyarakat kecil setelah pembangunan taman kota ini?,” tulisnya melanjutkan komentar, “berapa banyak biaya yang terkuras tanpa ada nilai yang positif bagi masyarakat kecil di desa-desa?”

Bagi masyarakat pedesaan, tulis Novan, “kami lebih membutuhkan fasilitas pendukung keberlangsungan hidup, misalnya infrastruktur jalan dan penerangan yang baik, serta air minum yang layak.”

Sebelum ramai keluhan soal ketiadaan jalan layang dan struktur bercat, warga telah lebih dulu mengkritik kompleks Natas Labar yang malah mirip kolam setelah diguyur hujan deras. 

Genangan air di ‘Natas Labar Kota Ruteng’ pada 5 Januari 2023.

Pantauan Floresa pada 5 Januari, taman itu tergenang di sejumlah bagian, dengan tinggi air sekitar 20 sentimeter. 

Pada suatu grup WhatsApp untuk para pembaca Floresa, seorang warga yang membagikan foto kondisi taman itu menulis, “kolam ikan lele Motang Rua.”

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kawan-kawan bisa berdonasi dengan cara klik di sini.

Terkini