Air Hanya Mengalir di Pipa Dekat Rumah Kontraktor, Kata Warga Desa di Manggarai Barat yang Kecewa dengan Proyek Air Bersih

Rincian anggaran proyek hanya diketahui oleh kepala desa dan kontraktor, kata warga

Floresa.co – Warga salah satu desa di Kabupaten Manggarai Barat mempertanyakan realisasi anggaran proyek penyediaan air minum bersih dengan anggaran ratusan juta yang dinilai tidak transparan dan berujung mangkrak.

Proyek rehabilitasi dan peningkatan air minum di Desa Dunta, Kecamatan Welak itu dikerjakan oleh CV Wela Munting, kontraktor yang juga berbasis di desa itu. 

AB, inisial seorang warga, berkata, proyek dengan anggaran Rp245 juta itu dikerjakan pada April 2023, dua bulan setelah Dominikus Nalut dilantik menjadi kepala desa.

Pengerjaan meliputi pembangunan tanggul di sekitar mata air Wae Garit di Kampung Wora, Desa Semang yang berjarak sekitar dua kilometer dari desanya. 

Selain itu adalah untuk pengadaan pipa bermerek HDPE, yang ia sebut “nilainya tidak sampai Rp40 juta.”

“Di sumber air tidak ada bak penampung. Di beberapa titik penyediaan air juga tidak dilengkapi kran dan bak penampung,” katanya kepada Floresa.

AB juga mengaku air hanya mengalir selama dua bulan pada Mei dan Juni.

Namun, “itu pun hanya di satu titik saja yaitu di samping rumah kontraktor.”

Hingga kini desanya mengalami krisis air bersih dan warga harus mengantre untuk menimba air di samping rumah kontraktor.

Bulan lalu Dominikus berjanji akan menuntaskan proyek itu dengan “membangun bak penampung dan titik krannya,” katanya.

Namun, hingga kini, “janji itu belum terealisasi dan warga merasa ditipu.”

Ia menduga sebagian dana proyek itu digelapkan oleh Dominikus karena “tidak ada musyawarah dan keterbukaan terkait rincian anggarannya.” 

“Yang tahu soal rincian anggarannya hanya kepala desa dan kontraktor. Kami sangat kecewa,” katanya.

Edi Jelihu pemilik CV Wela Munting membantah pengakuan AB, mengklaim “program air minum itu sudah terealisasi dan masyarakat sudah menikmatinya.”

Ia berkata, fasilitas air minum dibangun di tujuh titik dan semuanya mengalirkan air.

Ia mengklaim sejauh ini “tidak ada keluhan dari warga terkait air minum.”

“Adapun air yang tidak mengalir, itu karena ulah masyarakat sendiri,” katanya  kepada Floresa pada 23 September.

“Hanya berapa hari saja airnya tidak mengalir, mereka potong pipanya,” tambahnya.

Edi sempat mengirim dua buah video kepada Floresa yang menampilkan beberapa warga sedang mencuci pakaian. 

Video lainnya menampilkan beberapa pipa yang bocor, yang ia sebut karena ulah warga.

Gambar pipa yang bocor ini merupakan tangkapan layar dari video yang dikirim Edi Jelihu, pemilik CV Wela Munting. (Edi Jelihu)

“Tanggung jawab saya sebagai kontraktor sudah selesai satu tahun yang lalu,” katanya.

AB membantah klaim Edi yang menyebut warga Desa Dunta yang memotong pipa. 

Pipa-pipa itu dipotong oleh warga Kampung Wora, Desa Semang karena proyek air minum itu dilaksanakan tanpa terlebih dahulu bermusyawarah dengan mereka, katanya.

“Warga protes karena pipa air itu melewati kampung mereka tanpa ada musyawarah dengan mereka,” tambah AB.

Ia juga membantah video yang menampilkan air yang mengalir dari pipa, menyebut “itu hanya satu titik, persis di samping rumah kontraktor.”

Floresa meminta tanggapan Dominikus Nalut melalui WhatsApp pada 20 September. 

Ia tak merespons, kendati pesan itu bercentang dua, tanda sudah sampai kepadanya.

Floresa menghubungi lagi Dominikus pada 21 dan 24 September, namun pesan itu bercentang satu.

Editor: Herry Kabut

Terima kasih telah membaca artikel kami. Jika tertarik untuk mendukung kerja-kerja jurnalisme kami, kamu bisa memberi kami kontribusi, dengan klik di sini. Gabung juga di grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini.

TERKINI

BANYAK DIBACA

BACA JUGA