ReportasePeristiwaAnggota DPRD NTT: Pembangunan Bandara di Matim Hanya Demi Kepentingan Elit

Anggota DPRD NTT: Pembangunan Bandara di Matim Hanya Demi Kepentingan Elit

Borong, Floresa.co – Rencana pembangunan bandar udara (bandara) di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT) bukan sesuatu yang urgen.

Bila pemerintah ada dana, lebih baik dipakai untuk membangun infrastruktur lain yang lebih dibutuhkan masyarakat.

Hal itu disampaikan Anggota DPRD NTT, Freddy Mui kepada Floresa.co, Senin (4/5/2015).

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pemda Matim merencanakan pembangunan bandara di Tanjung Bendera, Kecamatan Kota Komba.

Freddy menjelaskan, pembangunan bandara itu hanya demi kepentingan elit-elit daerah.

Menurut di, kalau Pemda Matim memiliki uang, lebih baik membangun infrastruktur lainnya, seperti pembangunan jalan raya di daerah yang isolir, jembatan serta sekolah-sekolah yang belum memiliki gedung.

“Masih banyak sekolah yang belum memiliki gedung, masih banyak sekali jalan raya yang belum diaspal, apalagi jembatan. Lebih baik uang untuk pembangunan bandara dialihkan ke pembangunan infrastruktur yang dibutuhkan oleh masyarakat Matim,” kata anggota Partai Nadem itu.

Terkait pembangunan bandara ini, Bupati Yoseph Tote pernah mengatakan, keberadaan bandara tersebut sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan pariwisata di Flores.

Namun, bagi Freddy, alasan pengembangan pariwisata tidak masuk akal, karena Matim beda dengan Labuan Bajo, Manggarai Barat yang memiliki ikon Komodo. Dampaknya, banyak tamu yang ke Labuan Bajo dan aktivitas bandara pun sangat ramai.

“Saya meragukan jika kelak akan dibangun bandara di Matim, bakal mubazir lagi. Tidak ada orang yang mau ke Matim. Di Matim ikon apa yang bisa di promosi? Tidak adakan?” tanya Freddy.

Selain itu, menurut Freddy, saat ini di Ruteng, Kabupaten Manggarai, yang berdekatan dengan Matim, sudah ada Bandara Frans Lega.

“Kalaupun nanti bandara di Matim jadi dibangun, maka otomatis bandara di Ruteng akan ditutu,  karena letak kabupaten ini sangat berdekatan dengan Matim”, katanya.

Ia menegaskan, pemerintah harus mengkaji ulang soal rencana pembangunan Bandara udara.

“Saya secara pribadi memang mendukung pembangunan bandara tersebut, tetapi jangan dulu sekarang. Pemda fokus saja dulu dengan pembangunan infrastruktur seperti di Kecamatan Elar, Elar Selatan, Lambaleda dan Sambi Rampas. Masyarakat di empat kecamatan tersebut merasa sangat membutuhkan infrastruktur jalan raya dan jembatan,” katanya.

Ia menambahkan, masyarakat dalam kota Borong juga mengeluh soal  banjir pada musim hujan.

“ Pemda lebih baik fokus kepada apa yang diinginkan oleh rakyat Matim. Infrastruktur Matim masih sangat parah, pembangunan bandara bukan prioritas utama,” kata Freddy.

Sementarai itu, Kepala Dinas Perhubungan Matim, Yulius Biman, saat dikonfirmasi usai aple Hardiknas di Matim di Lapangan Sepak Bola Borong engan berkomentar soal ini.

“Maaf adik, saya lagi sibuk,” katanya mengelak. (Satria/ARL/Floresa)

DUKUNG KAMI

Terima kasih telah membaca artikel kami.

Floresa adalah media independen. Setiap laporan kami lahir dari kerja keras rekan-rekan reporter dan editor yang terus berupaya merawat komitmen agar jurnalisme melayani kepentingan publik.

Kami menggalang dukungan publik, bagian dari cara untuk terus bertahan dan menjaga independensi.

Cara salurkan bantuan bisa dicek pada tautan ini: https://floresa.co/dukung-kami

Terima kasih untuk kawan-kawan yang telah mendukung kami.

Gabung juga di Grup WhatsApp pembaca kami dengan klik di sini atau di Channel WhatsApp dengan klik di sini.

BACA JUGA

spot_img

TERKINI

BANYAK DIBACA